Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Perusahaan minyak dan gas Total Indonesie berhasil berhemat hingga 600 juta dolar AS dari biaya operasinya di Tanah Air sepanjang tahun 2015.
"Itu melampaui komitmen kami kepada Pemerintah yang mencapai 300 juta dolar AS," kata Vice President Field Operation Total Indonesie, John Anis di Balikpapan, Kamis.
Biaya produksi yang dianggarkan Total untuk tahun 2015 adalah 1,9 miliar dolar AS. Dengan demikian, penghematan perusahaan hingga 30 persen dari operational expenditure (opex) atau biaya produksi tersebut.
"Yang menggembirakan, kami masih bisa meningkatkan produksi. Gas naik 6 persen dan minyak 13 persen dari target," ungkap John Anis. Saat ini dari Blok Mahakam terutama, Total mengeluarkan 14,59 juta kaki kubik gas per hari dan 55,49 ribu barel minyak.
Untuk dapat berhemat sejumlah itu, Total evaluasi cara kerjanya, terutama dalam operasinya di Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
Satu contoh efisiensi adalah pengurangan kapal untuk melayani satu anjungan. Menurut John Anis, biasanya satu anjungan dilayani tiga kapal, namun setelah efisiensi, dapat dilakukan cukup dua kapal.
"Pengurangan satu kapal itu untuk setiap anjungan itu bisa menghemat hingga 92 juta dolar, yaitu biaya bahan bakar kapal itu," ungkap Anis. Dalam operasinya di Blok Mahakam yang adalah rawa-rawa bakau raksasa, Total Indonesie mengoperasikan ratusan kapal.
Di sisi lain, John Anis menegaskan, tidak ada pengurangan untuk sumber daya manusia dan tingkat keselamatan. Pengurangan biaya di banyak sektor pekerjaan baru akan disetujui bila keselamatan orang dan barang bisa dipastikan.
Lebih jauh John Anis menyebutkan bahwa dalam kondisi harga minyak rendah saat ini, efisiensi memang keharusan ada komitmen atau tidak dengan pemerintah. Harga minyak saat ini ada di level 30 dolar per barel, sementara biaya mengeluarkan minyak atau gas dari perut bumi dari sumur-sumur Total di Blok Mahakam ada yang mencapai 70 dolar per barel.
"Tanpa efisiensi, tak ada yang akan bisa bertahan," tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Itu melampaui komitmen kami kepada Pemerintah yang mencapai 300 juta dolar AS," kata Vice President Field Operation Total Indonesie, John Anis di Balikpapan, Kamis.
Biaya produksi yang dianggarkan Total untuk tahun 2015 adalah 1,9 miliar dolar AS. Dengan demikian, penghematan perusahaan hingga 30 persen dari operational expenditure (opex) atau biaya produksi tersebut.
"Yang menggembirakan, kami masih bisa meningkatkan produksi. Gas naik 6 persen dan minyak 13 persen dari target," ungkap John Anis. Saat ini dari Blok Mahakam terutama, Total mengeluarkan 14,59 juta kaki kubik gas per hari dan 55,49 ribu barel minyak.
Untuk dapat berhemat sejumlah itu, Total evaluasi cara kerjanya, terutama dalam operasinya di Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
Satu contoh efisiensi adalah pengurangan kapal untuk melayani satu anjungan. Menurut John Anis, biasanya satu anjungan dilayani tiga kapal, namun setelah efisiensi, dapat dilakukan cukup dua kapal.
"Pengurangan satu kapal itu untuk setiap anjungan itu bisa menghemat hingga 92 juta dolar, yaitu biaya bahan bakar kapal itu," ungkap Anis. Dalam operasinya di Blok Mahakam yang adalah rawa-rawa bakau raksasa, Total Indonesie mengoperasikan ratusan kapal.
Di sisi lain, John Anis menegaskan, tidak ada pengurangan untuk sumber daya manusia dan tingkat keselamatan. Pengurangan biaya di banyak sektor pekerjaan baru akan disetujui bila keselamatan orang dan barang bisa dipastikan.
Lebih jauh John Anis menyebutkan bahwa dalam kondisi harga minyak rendah saat ini, efisiensi memang keharusan ada komitmen atau tidak dengan pemerintah. Harga minyak saat ini ada di level 30 dolar per barel, sementara biaya mengeluarkan minyak atau gas dari perut bumi dari sumur-sumur Total di Blok Mahakam ada yang mencapai 70 dolar per barel.
"Tanpa efisiensi, tak ada yang akan bisa bertahan," tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016