Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepolisian Resor Kutai Barat, Kalimantan Timur, berhasil mengungkap kasus pembunuhan seorang murid Sekolah Dasar (SD).

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kutai Barat Ajun Komisaris Polisi Triyanto, dihubungi dari Samarinda, Jumat sore, menyatakan jasad murid SD yang baru berusia delapan tahun tersebut di temukan pada Kamis siang (18/2) sekitar pukul 11. 00 Wita, tidak jauh dari rumahnya di Dusun Batu Apoy, Kampung Intu Lingau.

"Korban yang baru berusia delapan tahun tersebut ditemukan sudah tewas dan kondisi jenazahnya sudah tidak utuh. Di bagian kepala dan leher korban, ditemukan peluru senapan angin," kata Triyanto.

Kurang dari 24 jam setelah ditemukannya jasad korban, polisi lanjut Triyanto berhasil menangkap seorang anak yang juga masih di bawah umur, diduga sebagai pelaku pembunuhan tersebut.

"Pelaku yang juga masih dibawah umur berjenis kelamin laki-laki sementara korbannya adalah perempuan. Kami berhasil mengungkap kasus tersebut kurang dari 24 jam setelah ditemukannya jasad murid SD tersebut," ujar Triyanto.

Polisi tambah Triyanto, sangat berhati-hati dalam menangani dugaan pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur tersebut.

Dari hasil pemeriksaan sementara kata dia, motif pembunuhan tersebut diduga pelaku ketakukan karena korban hendak melaporkan perbuatan cabul yang pernah dilakukan.

"Dugaan sementara, pelaku merasa ketakutan karena korban akan melaporkan perbuatan cabul yang dilakukannya kepada orang tuanya. Kami sangat berhati-hati menangani kasus ini karena pelaku juga anak di bawah umur," kata Triyanto.

Kasus pembunuhan terhadap murid SD tersebut lanjut dia berawal saat korban dilaporkan hilang oleh guru pendampingnya sejak Minggu (14/2).

Setelah empat hari dinyatakan hilang, murid SD tersebut akhirnya ditemukan di semak-semak dalam kondisi tak bernyawa.

Sementara, di kepala dan lehernya, ditemukan peluru senapan angin.

Jasad korban kemudian dibawa ke RSUD Sendawar, Kutai Barat untuk dilakukan otopsi. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016