Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 30 penyuluh pertanian di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dilatih bersaing dalam menghadapi perdagangan bebas seiring telah diterapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak 1 Januari 2016.

"Pemberlakukan MEA menjadi tantangan tersendiri bagi petani di Indonesia, termasuk Kaltim dan Kaltara yang merupakan bagian dari NKRI. Untuk itu, daya saing petani dan para penyuluhnya harus terus ditingkatkan," ujar Kepala UPT Badan Pelatihan Pertanian Provinsi Kaltim Syarfiddin di Samarinda, Kamis.

Hal itu dikatakan Syarfiddin di hadapan 30 penyaluh pertanian yang mengikuti pelatihan peningkatan produktivitas dan mutu komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, dan sapi potong. Pelatihan digelar pada 9-15 Februari 2016.

Dia menjelaskan penerapan perdagangan bebas yang dilakukan di berbagai lini, kemudian berimbas juga pada sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan dan sejenisnya.

Saat diberlakukan MEA, katanya, semua negara di ASEAN akan bebas melakukan perdagangan, termasuk di dalamnya bebas melakukan pertukaran pekerjaan.

"Tantangan kita adalah banyaknya anggota negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura yang ingin bekerja di Indonesia, karena mereka melihat Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan secara ekonomis," ujarnya.

Saat ini, katanya, banyak pekerja sektor pertanian yang menjadi anggota ASEAN belajar bahasa Indonesia agar dapat bersaing dalam berbagai bidang pertanian, terutama tanaman pangan, perikanan, dan perkebunan.

Bahkan, sejak 10 tahun lalu mereka mempersiapkan diri agar dapat berbaur dengan masyarakat ASEAN yang semakin terbuka dan maju.

Dia mengatakan banyak pekerja sektor pertanian, umumnya berasal dari negara-negara agraris yang mirip dengan Indonesia, seperti Thailand, Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Singapura sehingga kemiripan agraris itu menjadi peluang bagi mereka untuk bersaing.

Syarfiddin mengemukakan pentingnya pelatihan bagi para penyuluh pertanian agar dapat mendampingi para petani di lapangan.

Apalagi, katanya, teknologi di bidang pertanian semakin maju dan memerlukan pendampingan untuk mengawal keberhasilan swasembada pangan di Kaltim. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016