Jakarta (ANTARA News) - Seperti biasa, pagi itu Muhamad Yunus (33) sedang sibuk dengan ponsel pintarnya untuk mencari penumpang lewat aplikasi Gojek. Saat itu dia sedang berada di sekitar Jalan MH Thamrin, tepatnya di Gedung Jaya. Ia memang biasa mangkal di situ.

Sambil terus berusaha mendapatkan penumpang, Yunus melayangkan pandangannya ke jalanan di depannya. Sepi, hanya tampak seorang wanita muda yang kena tilang dan terpaksa harus dibawa ke pos pengamanan polisi di simpang Sarinah.

"Saya lagi nyari penumpang, enggak lama dari ujung lampu merah itu ada yang ketilang, itu si Anggun yang ketilang. Dia sama polisi dibawa ke kantor pospol," kisah Yunus saat ditemui ANTARA News di Jakarta pada Selasa.

Yunus sempat bertanya-tanya mengapa Anggun lama sekali berada di dalam pospol, "kok lama ya dia di dalam pospol, posisi saya masih ada di situ. Eh, enggak lama setelah itu kejadian bom meledak di dalam Starbucks. Tapi si Anggun ini masih di dalam pospol."

Yunus pun kembali mengawasi pospol, di mana Anggun masih ada di dalamnya.

"Saya perhatiin dia kok lama, maksudnya apa nih ketilang? Pas dia keluar pospol, kejadian lah pospol meledak."

 "Tanpa pikir panjang, saya uber langsung ke arah pospol tuh perempuan, langsung saya tarik. Itu kan banyak yang malah nontonin terus. Saya sampai kesel, kenapa kok enggak ada yang bantuin dari Bawaslu sampai Gedung Jaya enggak ada yang bantuin?"

Yunus mengaku harus menenangkan Anggun yang menangis dan tidak bisa jalan. "Jangan nangis, kamu harus jalan, kita harus menyelamatkan diri," katanya.

Kekesalan masih menyelimuti Yunus saat dia sudah berhasil menyelamatkan Anggun ke tempat aman di Gedung Jaya, belum ada orang yang mau turun tangan membantu mereka.

"Pas saya ambil Anggun dan taruh dia di Gedung Jaya, tetap engga ada yang bantuin. Akhirnya saya maju lagi bantuin ke pospol karena di sana saya lihat ada polisi. Saya bantu angkat polisi bersama Brimob Deny S. Saya taruh dia di mobil polisi," katanya.

Yunus mengaku sudah tak lagi tahu menahu nasib Anggun. "Anggun posisinya sudah ditinggal pas sudah diamanin ke Gedung Jaya."

Dalam situasi ricuh, Yunus mengaku tak ada rasa ngeri sama sekali. "Saya enggak ada rasa ngerinya. Yang penting kalau niat, ya tolongin." Wajah Yunus yang berapi-api berubah sedih saat dia mengenang kondisi Anggun saat terkena ledakan bom Thamrin pada Kamis (14/1).

"Celananya sobek sampe panggul, terus di tapak kakinya tertembus paku makanya dia jalannya terpincang-pincang. Kalau saya cabut, kasihan, lebih baik dokter saja yang melakukan, pikir saya waktu itu. Selain itu, di paha dan betis juga kena kawat dan paku. Luka bakar yang berasap ada di bahu kiri dan belakang badannya. Saya cuma bisa berusaha mematikan asap doang," kenangnya. (*)

Pewarta: Ida Nurcahyani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016