Samarinda (ANTARA News-Kaltim) - Anak jalanan (Anjal) di Kota Samarinda akan memiliki rumah singgah yang refrensitatif, hal itu diungkapkan pihak PKK kota Samarinda usai studi banding mengenai penanganan sekitar 1.000 anak kurang beruntung di Yogjakarta, belum lama ini.

"Insya Allah, hasil studi banding untuk melihat pola penanganan Anjal dengan rumah singgah akan bermanfaat sehingga kita akan membangun rumah singgah dan menerapkan pola penangannnya di Samarinda," kata Ketua PKK Samarinda, Aminah Amins di Samarinda, Senin.

Hal itu disampaikannya setelah para pengurus PKK Samarinda yang bersamaForum Penanganan Kasus Trafficking dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKT dan KDRT)  meninjau tiga rumah singgah Yogjakarta, DIY.

Ia mengakui bahwa pihak pengurus Rumah Singgah Mandiri telah berhasil menangani anak-anak kurang beruntung itu sehingga tidak sedikit yang kemudian sukses dalam sekolah maupun pekerjaan meskipun tanpa tanpa binaan orangtuanya.

Ketua PKK kota Samarinda yang juga ketua Forum PKT dan KDRT kota Samarinda Hj Aminah Amins mengatakan meningkatnya jumlah anjal perlu segera berdiri rumah singgah.  Hal ini dilakukan sebagai upaya  peningkatan kebutuhan anjal dari segi fasilitas kesehatan, pendidikan yang layak dan tempat untuk menuangkan ekspresi.

Di "Kota Gudeg" itu rombongan mengunjungi tiga rumah singgah sebagai objek studi banding, yakni rumah singgah di bawah Yayasan Singgah Mandiri, Yayasan Sayap Ibu tempat penampungan anak-anak di bawah normal dan juga Yayasan Rifka Annisa wadah penanganan Kasus KDRT.

Aminah dan rombongan saat tiba di Rumah Singgah anak mandiri  Yayasan Singgah Mandiri Jl Perintis Yogyakarta sempat berbincang-bincang dengan sejumlah anak jalanan yang kini berada dalam penampungan.

Dari pihak pengurus diketahui bahwa sebagian anak jalanan yang berasal dari rumah singgah itu banyak yang berhasil lulus SMA dan mendapatkan pekerjaan yang layak, misalnya jadi polisi atau tentara.

Sementara itu, pimpinan Rumah Singgah Mandiri Muhammad Mahban menuturkan Rumah Singgah yang dia tangani saat ini mulai berdiri sejak tahun 1997 sampai sekarang sudah menangani 1.000 anak  yang terdiri dari anak-anak jalanan dan juga menampung anak-anak sosial yang dilanda cacat dan yatim piatu.

Memang menurutnya, seiring  berjalannya waktu berdirinya rumah singgah tersebut tentunya banyak hambatan yang harus dilalui, khususnya lingkungan masyarakat sekitar rumah singgah, dimana masyarakat masih berfikir negatif tentang anak-anak jalanan, tetapi hal semacam itu menurut Mahban tidaklah lama dan masyarakat lambat laun pasti mengerti.

"Dukungan Pemerintah juga sangat berperan penuh dalam mendirikan sebuah rumah singgah, terutama dinas  yang berkaitan dengan program rumah singgah itu  sendiri seperti Dinas Pendidikan dan Sosial," katanya.

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2010