Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Kota Balikpapan kembali meraih Adipura Kencana, penghargaan tertinggi di bidang kebersihan, kata Wali Kota Rizal Effendi, Rabu.

Bagi Kota Minyak ini, meraih Adipura Kencana merupakan yang ketiga dalam tiga tahun, dan Adipura yang ke-18 dalam 19 tahun.

"Saya berterimakasih yang tak terhingga kepada seluruh warga, juga kepada para anggota pasukan kuning DKPP," katanya dan menjelaskan DKPP adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman, dinas yang menjadi ujung tombak kebersihan Balikpapan.

Dinas Kebersihan yang sehari-hari mengenakan seragam kuning, seperti di kota-kota lain, adalah para penyapu dan pemungut sampah di jalan-jalan Balikpapan. Jumlah mereka mencapai 3.000 orang dan bertugas di seluruh sudut Kota Minyak.

Sepanjang hari dengan sistem bergilir, pasukan kuning menjaga kebersihan di ruas jalan yang menjadi tanggungjawabnya. Satu anggota pasukan kuning menguasai lebih kurang 200 meter ruas jalan.

"Seperti saya, bolak-balik di ruas ini saja sampai nanti sore," kata Ancah, anggota pasukan kuning yang menyapu jalan di ruang Karang Anyar, Rapak, Kilometer 0 Balikpapan.

Balikpapan, kota di pantai Selat Makassar ini meraih Adipura Kencana pertama kali tahun 2013, kemudian juga 2014.

Balikpapan dinilai mumpuni dalam beberapa hal yang menjadi indikator penghargaan Adipura, yaitu pengelolaan sampah, pengendalian pencemaran air dan juga pengendalian pencemaran udara.

"Selain dibuang ke tempat pembuangan akhir, sampah juga dikelola oleh bank sampah. Sampah dipilah antara plastik, kardus dan kertas, besi, dan lain-lain, untuk dimanfaatkan kembali," kata Amir, pengelola bank sampah Mekarsari.

Sebab itu, peran serta warga dimulai dari rumah tangga. Sejak kecil anak-anak diajarkan untuk membuang dan memilah sampah. Di sekolah juga demikian. Guru-guru menguatkan pendidikan untuk membuang sampah pada tempatnya dan tertib pada gilirannya seperti antre.

"Kami tidak hanya sediakan tempat sampah di sekolah, tapi selalu mengingatkan untuk apa tempat sampah itu," kata Endah, guru SMA Patra Dharma Balikpapan.

Dalam hal pengendalian pencemaran udara, Kota Minyak mengandalkan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dan Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM) dan sejumlah Hutan Kota. Sebanyak 60 persen wilayah Balikpapan di bagian utara dedikasikan sebagai hutan untuk mengimbangi pembangunan di wilayah selatan.

Pun di selatan tetap disisakan hutan-hutan kota, seperti Hutan Kota Pertamina di Gunung 10 Barat dan Gunung 10 Timur yang mengelilingi kilang minyak Pertamina Refinery Unit V dan perumahan Total Indonesie, dan Perumahan Pertamina di Gunung Dubbs, dan Hutan Kota Telagasari di bukit-bukit Pasir Ridge yang dikelola Chevron Indonesia Company.

"Kami senang bisa turut memelihara hutan ini," kata Henny Farida Thomas, staf Humas Chevron.    (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015