Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Samarinda, Kalimantan Timur, optimistis angka golongan putih atau warga tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan kepala daerah serentak 9 Desember 2015 turun menjadi di bawah 25 persen.

"Partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah selama ini hanya berada di kisaran angka 60 persen, sementara 40 persen lainnya golput atau tidak memilih," ujar Kepala Badan Kesbangpol Kota Samarinda Erham Yusuf saat sosialisasi pilkada di Samarinda, Selasa.

Ia menimpali, "Jika mau menyelamatkan 40 persen suara yang golput, mari menyalurkan hak pilih sebab nasib Kota Samarinda lima tahun ke depan ditentukan dengan menyalurkan hak pilih kita pada 9 Desember 2015".

Erham Yusuf berharap partisipasi pemilih pada pilkada serentak 2015 bisa mencapai di atas 75 persen.

"Dengan demikian, diharapkan angka golput bisa ditekan hingga di bawah 25 persen. Diperlukan kerja keras dan partisipasi seluruh elemen masyarakat demi menyukseskan agenda demokrasi lima tahunan itu," ujarnya.

Untuk mengejar target golput di bawah 25 persen, tambah Erham, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menyasar pemilih pemula, baik pelajar maupun mahasiswa.

Ia menyatakan pemilihan umum bukan merupakan kewajiban tetapi hak warga untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin.

"Karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat agar dapat menggunakan haknya untuk dapat menentukan pilihan sesuai hati nurani," katanya.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda Ramaon Dearnov Saragih mengatakan sosialisasi pilkada sudah sering dilakukan, termasuk kepada para pemilih pemula.

Salah satu bentuk sosialisasi tersebut, KPU Samarinda juga sudah melaksanakan pemilihan ketua OSIS di sejumlah sekolah yang dimodel menyerupai sistem pemilihan umum.

"Jadi, ada KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), bilik suara, debat kandidat, dan lain sebagainya. Kami tidak hanya melatih para siswa menjadi pemilih yang baik, tetapi juga sekaligus menjadi panitia pelaksana melalui pemilihan ketua OSIS di sekolah," katanya.

Menurut Ramaon, pemilih pemula masih cenderung murni dan polos, namun tetap harus diarahkan agar bisa menyalurkan hak suaranya secara baik dan benar.

"Terutama mengenal secara baik kandidat yang akan dipilih. Jadi, memilih figur sebagai pemimpin bukan sebagai idola," ujar Ramaon.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015