Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengakui bahwa pemerintah salah memprediksi dampak El Nino tahun ini sehingga kesulitan dalam memadamkan api dan asap.

"Biasanya, September-Oktober sudah mulai hujan, tetapi tahun ini tidak. Kita tahu bahwa El Nino tahun ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya sehingga memang kami salah prediksi," katanya setelah Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu.

Namun, Luhut menyatakan pemerintah sudah mengerahkan semua kemampuan yang ada untuk memadamkan api karena kebakaran lahan dan hutan itu.

"Pemerintah sangat sadar, ahli gambut juga sudah kita panggil, semua sudah kami lakukan untuk saat ini dan ke depannya. Tetapi kami memang akui bahwa pemerintah salah prediksi sehingga kami harus bekerja keras," kata Luhut.

Luhut juga menyatakan saat ini dibutuhkan kerja sama aktif dari BMKG dan BPPT dalam membuat hujan buatan di beberapa daerah yang api dan asapnya masih parah.

"Saat ini intensitas hujan mulai bagus, maka dibutuhkan kerja sama aktif dari BMKG dan BPPT untuk pantau ini apabila sudah ada awan langsung saja membuat hujan. Sebelum ini tidak bisa dilakukan karena tidak ada awan," kata Luhut.

Menurut dia, bila hujan buatan aktif dilakukan maka ia memperkirakan tiga sampai empat hari ke depan asap dan api berkurang.

"Namun, kalau sudah berkurang, kami tidak akan memberhentikan operasi "water bombing" karena untuk memadamkan lahan gambut yang sudah ada apinya hingga di bawah tanah," tutup Luhut. (*)

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015