Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Selain Rusia ternyata investor dari Prancis juga tertarik untuk berinvestasi di Kaltim, khususnya  pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga nuklir (PLTN), sebagai upaya  percepatan pemenuhan energi listrik di daerah ini.

Namun menurut Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, pihak Prancis menawarkan pembangunan fasilitas PLTN di bawah laut. Tawaran ini berbeda dengan negara Rusia yang akan membangun PLTN di permukaan bumi.
  
“Saya sudah melihat fasilitas berbagai negara baik Amerika, Jepang dan baru-baru ini Rusia. Tetapi baru ini di Prancis ada teknologi nuklir bawah laut,” kata Awang Faroek Ishak usai audiensi Direksi Flexblue of DCNS and ENGIE di Ruang Rapat Gubernur Kaltim, Senin (19/10).

Gubernur mengakui Pemprov Kaltim saat ini sedang mempersiapkan untuk pembangunan teknologi industri nuklir pertama di Indonesia dan teknologi yang ditawarkan pihak Perancis merupakan teknologi baru.

Namun demikian, kebijakan pembangunan dan pengembangan industri nuklir termasuk untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masih harus menunggu keputusan terakhir ada di tangan Presiden Joko Widodo untuk menetapkan program Indonesia  Go Nuklir.

“Saya pada Rabu (21/10) nanti ada rapat di Istana Presiden Jakarta dan siap akan menyampaikan usul dari Kaltim ini. Kita berharap pembangunan PLTN nantinya mampu memenuhi kebutuhan energi listrik Kaltim,” ungkap Awang Faroek Ishak.

Gubernur mengakui dukungan rencana pembangunan PLTN sudah banyak. Diantaranya, Menteri Riset dan Tekonologi bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan PLN. Juga, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Sementara itu Senior Advisor to DCNS for Indonesia Phillipe Eurin mengemukakan  rencana dan dukungan Prancis melalui Flexblue of DCNS and ENGIE terhadap pembangunan dan pengembangan teknologi industri nuklir di Kaltim.

“Kami sudah menginformasikan melalui BATAN bahwa DCNS (perusahaan asal Prancis) yang bergerak di bidang pertahanan angkatan laut dan energi untuk mempresentasikan teknologi nuklir Flexblue Concept,” ujar Phillipe Eurin.

Hadir para delegasi dari Prancis terdiri Director Flexblue of DCNS Francois Revaud, Director Siting of ENGIE Tractebel Dimitri Vanbellinghen, Chief Design and Engineering Flexblue of DCNS Vincent Gourmel.

Perwakilan dari BATAN  Deputi Teknologi Energi Nuklir  Taswanda Taryo, Kepala Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir Yarianto Sugeng Budi Susilo, Staf  Peneliti Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir Sahala Lumbanraja dan Heni Susianti.

Ikut mendampingi Gubernur Kaltim, Kepala Balitbangda Kaltim Dwi Nugroho Hidayanto dan Kepala Biro Kerjasama Tri Murti Rahayu.(Humas Prov Kaltim/yans).

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015