Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia Kalimantan Timur meminta Kejuaraan Nasional Prakualifikasi PON 2016 di Cirebon, Jawa Barat, pada 20-29 Oktober 2015 bisa dipertandingkan hingga final dan ada juara yang muncul.
Ketua Harian Pengprov POBSI Kaltim Surip HJ ditemui di Samarinda, Minggu, mengatakan permintaan itu berkaitan kebijakan masing-masing KONI provinsi yang akan memberikan penghargaan kepada atletnya setelah bisa meraih prestasi di ajang kejurnas.
"Kami akan memperjuangkan perubahan aturan ini pada saat `technical meeting`, mudah -mudahan ada daerah lain yang mendukung dan PB POBSI maupun panitia menyetujuinya," jelas Surip.
Ia menjelaskan babak kualifikasi PON untuk cabang biliar memang berbeda dibanding cabang lainnya.
Cabang biliar menerapkan aturan bahwa mereka yang mendapatkan tiket PON 2016 diambil berdasarkan hitungan peringkat hingga 10 besar.
Apabila ada atlet sudah masuk dalam zona peringkat tersebut, secara otomatis mereka akan berhenti mengikuti pertandingan dan tidak ada laga sampai final.
"Aturan ini memang sudah menjadi kesepakatan semua daerah, tapi kami akan memperjuangkan untuk bisa berubah, karena `reward` berupa bonus tentu sangat diharapkan oleh atlet kami," tambahnya.
Pada pra-PON di Cirebon, POBSI Kaltim akan menurunkan 11 atlet untuk bermain pada 13 nomor tanding.
"Tiga nomor PON untuk bertegu tidak dipertandingkan, karena penentuan tiket beregu dihitung berdasarkan jumlah atlet perorangan yang lolos," imbuh Surip.
Dari 11 atlet tersebut, Pengprov POBSI Kaltim berharap delapan atletnya bisa lolos menuju PON 2016. Peluang lolos diprediksi dari pebiliar putri Endah Tiara Nita (juara Bali Open 2015) yang akan berlaga di nomor bola sembilan (nine ball).
Sedangkan untuk putra, ada empat yang menjadi andalan POBSI Kaltim, yakni Rahmansyah, Johan Purwanto, Fakir, dan Heri Hadi.
"Seleksi atlet yang berangkat ke pra-PON berlangsung cukup ketat. Dua atlet andalan kita di PON 2012, yakni Apsi chaniago dan Eko gagal masuk tim karena kalah saat seleksi,"tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Ketua Harian Pengprov POBSI Kaltim Surip HJ ditemui di Samarinda, Minggu, mengatakan permintaan itu berkaitan kebijakan masing-masing KONI provinsi yang akan memberikan penghargaan kepada atletnya setelah bisa meraih prestasi di ajang kejurnas.
"Kami akan memperjuangkan perubahan aturan ini pada saat `technical meeting`, mudah -mudahan ada daerah lain yang mendukung dan PB POBSI maupun panitia menyetujuinya," jelas Surip.
Ia menjelaskan babak kualifikasi PON untuk cabang biliar memang berbeda dibanding cabang lainnya.
Cabang biliar menerapkan aturan bahwa mereka yang mendapatkan tiket PON 2016 diambil berdasarkan hitungan peringkat hingga 10 besar.
Apabila ada atlet sudah masuk dalam zona peringkat tersebut, secara otomatis mereka akan berhenti mengikuti pertandingan dan tidak ada laga sampai final.
"Aturan ini memang sudah menjadi kesepakatan semua daerah, tapi kami akan memperjuangkan untuk bisa berubah, karena `reward` berupa bonus tentu sangat diharapkan oleh atlet kami," tambahnya.
Pada pra-PON di Cirebon, POBSI Kaltim akan menurunkan 11 atlet untuk bermain pada 13 nomor tanding.
"Tiga nomor PON untuk bertegu tidak dipertandingkan, karena penentuan tiket beregu dihitung berdasarkan jumlah atlet perorangan yang lolos," imbuh Surip.
Dari 11 atlet tersebut, Pengprov POBSI Kaltim berharap delapan atletnya bisa lolos menuju PON 2016. Peluang lolos diprediksi dari pebiliar putri Endah Tiara Nita (juara Bali Open 2015) yang akan berlaga di nomor bola sembilan (nine ball).
Sedangkan untuk putra, ada empat yang menjadi andalan POBSI Kaltim, yakni Rahmansyah, Johan Purwanto, Fakir, dan Heri Hadi.
"Seleksi atlet yang berangkat ke pra-PON berlangsung cukup ketat. Dua atlet andalan kita di PON 2012, yakni Apsi chaniago dan Eko gagal masuk tim karena kalah saat seleksi,"tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015