Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Masyarakat khususnya dunia penegakan hukum di Indonesia sangat kehilangan tokoh panutan dengan meninggalnya advokat senior Adnan Buyung Nasution, kata Ketua Lembaga Bantuan Hukum Universitas Balikpapan Dr Piatur Pangaribuan.

"Kita kehilangan panutan. Kehilangan yang sangat besar bagi bangsa Indonesia," kata Piatur Pangaribuan saat dimintai tanggapan mengenai sosok pendiri Lembaga Bantuan Hukum Adnan Buyung Nasution yang meninggal dunia pada Rabu sekitar pukul 10.17 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.

Apalagi, lanjut Piatur, penegakan hukum di Indonesia masih penuh dengan carut marut. Tokoh yang lurus dan tegas seperti Adnan Buyung Nasution adalah rujukan untuk sikap dan perilaku, terutama sebagai advokat atau pengacara.

Piatur Pangaribuan adalah doktor ilmu hukum lulusan Universitas Airlangga, Surabaya, yang dalam beberapa tahun terakhir mengelola LBH Universitas Balikpapan dan juga menjadi direktur program pascasarjana.

"Sosok seperti Bang Buyung itu layak mendapat gelar pahlawan," tambah Agus Amri, aktivis LBH Mahakam yang berkantor Samarinda, namun berpraktik di seluruh Kalimantan Timur, saat dihubungi terpisah.

Menurut ia, Adnan Buyung Nasution adalah penerus Yap Thiam Hien, advokat pembela rakyat dan pendiri Persatuan Advokat Indonesia (Peradin).

Setelah Yap Thiam Hien meninggal dunia pada 1989 dan kemudian Adnan Buyung Nasution meninggal pada hari ini, tambah Agus Amri, belum ada lagi sosok yang memiliki keberanian setara dengan mereka dalam membela kebenaran dan keadilan.

Keberanian kedua tokoh penegak hukum itu, antara lain tergambar dalam pembelaan keduanya terhadap mereka yang berhadapan dengan rezim penguasa.

Menurut ia, inisiatif Adnan Buyung Nasution mendirikan LBH adalah tanda profesi advokat tidak melulu berorientasi pada uang, walaupun balas jasa atas pembelaan di pengadilan adalah wajar.

"Hal yang begitu yang susah dicari. Seperti halnya Yap Thiam Hien, Bang Buyung juga kerap menghadapi ancaman dari rezim penguasa karena aktivitasnya membela mereka yang lemah," tutur Amri.

Meski sudah diketahui menderita sakit sejak beberapa lama, meninggalnya Adnan Buyung Nasution tetap mengagetkan banyak kalangan, termasuk Agus Amri yang mengaku baru mengetahui kabar duka itu setelah lepas tengah hari Rabu.

"Meski tidak pernah kenal secara pribadi, pun dalam sejumlah pertemuan advokat, kita semua tahu semangat dan perjuangan Bang Buyung untuk keadilan itu. Itu yang akan selalu kita teladani," tegasnya. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015