Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Pulau Kalimantan kembali mengemuka. Wacana tersebut terdengar seiring tuntutan Otonomi Khusus (Otsus) Kaltim.

Wacana tersebut pada dasarnya telah mencuat sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Baru-baru ini, mantan presiden  Megawati Soekarnoputri mengangkat wacana yang sama.

Menanggapi wacana tersebut, Anggota DPRD Kaltim asal daerah pemilihan Kota Balikpapan Ahmad Rosyidi menilai bahwa Kota Balikpapan memang sangat layak menjadi Ibu Kota Indonesia.

“Menurut saya Balikpapan layak menggantikan Jakarta menjadi Ibukota Indonesia,” katanya.

Politikus PPP ini menyampaikan banyak hal yang menjadi faktor Balikpapan layak menjadi Ibu Kota Indonesia. Salah satunya adalah terus menggeliatnya ekonomi dan pembangunan Kota Balikpapan. Sebab itu banyak investor yang berani menanamkan modalnya di Balikpapan.

“Walaupun dari segi infrastruktur tidak begitu sempurna tapi secara keseluruhan infrastruktur di Balikpapan sudah bagus,” tuturnya.

Selain itu tahun ini Balikpapan  dinobatkan menjadi The Most Lovable Sustainable City for 2015 atau kota paling dicintai di dunia dalam kampanye We Love Cities. Penghargaan ini merupakan bagian dari program WWF’s Earth Hour City Challenge 2015 yang digelar di Seoul, Korea Selatan. Dalam penobatan itu  Balikpapan mengalahkan 44 kota di seluruh dunia yang bersaing dalam ajang tersebut. Di dalam negeri, Balikpapan bersaing dengan Semarang dan Jakarta.

“Inilah salah satu alasan mengapa Balikpapan menjadi kota yang layak menggantikan Jakarta. Karena Balikpapan adalah kota yang dicintai masyarakatnya,” ucapnya bangga.

Hal yang lebih penting, sambungnya, Jika terealisasi Ibu Kota Indonesia pindah ke Kaltim khususnya di Balikpapan, maka pengembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kaltim akan melejit.  Tidak akan ada lagi ketimpangan pertumbuhan pembangunan antara Kaltim denga Pulau Jawa. “Kehidupan masyarakat pun akan jadi lebih baik,” katanya (Humas DPRD Kaltim/adv/lin/oke)



Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015