Penajam (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 800 detonator milik salah satu perusahaan batu bara di Penajam Paser Utara, yang sudah lima tahun tidak beroperasi diduga raib.
"Saat ini Polres Penajam Paser Utara sedang menyelidiki kasus tersebut," kata Kapolres Penajam Paser Utara Ajun Komsaris Besar Joudy Mailoor di Penajam, Jumat.
Polres Penajam Paser Utara masih belum bisa memastikan apakah detonator tersebut benar-benar hilang atau tidak sebab polisi masih melakukan penyelidikan di perusahaan yang berada di kawasan Sotek tersebut.
"Belum bisa disebut hilang, karena kami masih melakukan penyelidikan di kawasan pabrik tersebut," kata Joudy Mailoor.
Polisi tengah melakukan audit di pabrik perusahaan bersangkutan sehingga belum bisa memberi kepastian terkait dugaan hilangnya detonator tersebut.
"Kami telah menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.
Ia berharap kasus tersebut tidak membuat masyarakat resah, terlebih belum ada bukti kuat yang mengarah pada raibnya 800 detonator tersebut.
Polisi juga tidak melihat adanya tindak kriminal ataupun terorisme terkait belum ditemukannya 800 detenator itu.
"Saya berharap masyarakat tetap tenang dan kami sedang menyelidiki raibnya detonator itu. Kasus itu tidak mengarah pada tindak krminal atau terorisme," ungkap Joudy Mailoor.
Salah seorang warga Nipah-Nipah, Nanang, menyatakan masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa dan suasana tetap kondusif.
Namun, ia berharap adanya kejelasan tentang keberadaan detonator itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Saat ini Polres Penajam Paser Utara sedang menyelidiki kasus tersebut," kata Kapolres Penajam Paser Utara Ajun Komsaris Besar Joudy Mailoor di Penajam, Jumat.
Polres Penajam Paser Utara masih belum bisa memastikan apakah detonator tersebut benar-benar hilang atau tidak sebab polisi masih melakukan penyelidikan di perusahaan yang berada di kawasan Sotek tersebut.
"Belum bisa disebut hilang, karena kami masih melakukan penyelidikan di kawasan pabrik tersebut," kata Joudy Mailoor.
Polisi tengah melakukan audit di pabrik perusahaan bersangkutan sehingga belum bisa memberi kepastian terkait dugaan hilangnya detonator tersebut.
"Kami telah menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.
Ia berharap kasus tersebut tidak membuat masyarakat resah, terlebih belum ada bukti kuat yang mengarah pada raibnya 800 detonator tersebut.
Polisi juga tidak melihat adanya tindak kriminal ataupun terorisme terkait belum ditemukannya 800 detenator itu.
"Saya berharap masyarakat tetap tenang dan kami sedang menyelidiki raibnya detonator itu. Kasus itu tidak mengarah pada tindak krminal atau terorisme," ungkap Joudy Mailoor.
Salah seorang warga Nipah-Nipah, Nanang, menyatakan masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa dan suasana tetap kondusif.
Namun, ia berharap adanya kejelasan tentang keberadaan detonator itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015