Samarinda (ANTARA Kaltim) - Patroli dan Pengawalan Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Samarinda, , mengawal puluhan mahasiswa usai menggelar demontrasi di depan jalur Jembatan Mahakam.

Demontrasi yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Universitas Mulawarman Samarinda pada Kamis siang hingga sore tersebut terlihat berbeda dengan aksi yang dilakukan mahasiswa di sejumlah daerah di Indonesia.

Tidak terlihat adanya ketegangan antara mahasiswa dan polisi yang mengawal unjuk rasa tersebut, bahkan puluhan kendaraan roda dua yang digunakan mahasiswa di parkir di halaman Pos Polisi Lalu Lintas Jembatan Mahakam.

Selain dikawal, mahasiswa yang mengendarai puluhan kendaraan roda dua tersebut juga terlihat tetap menggunakan helm pengaman, sambil mengikuti mobil Patwal Satlantas Polres Samarinda dari Jembatan Mahakam menuju Jalan M Yamin atau depan Kampus Universitas Mulawarman Samarinda.

Bahkan, sebelum membubarkan diri, puluhan mahasiswa yang sedianya memblokir Jembatan Mahakam itu, sempat bersalaman dengan sejumlah polisi yang mengatur lalu lintas saat mereka berunjuk rasa.

Begitu pula saat mahasiswa hendak membentangkan spanduk di Jembatan Mahakam, beberapa polisi terlihat membantu mahasiswa mengikat spanduk tersebut pada tiang sisi jembatan.

Bukan hanya itu, sebelum meninggalkan Pos Polisi Jembatan Mahakam, para mahasiswa tampak bercengkrama dengan polisi yang berada di Pos Polisi Lalu Lintas Jembatan Mahakam.

Begitu pula ketika puluhan mahasiswa yang mengenakan jas almamater berwarna kuning tersebut berorasi, tidak terlihat adanya pengawalan yang berlebihan dan hanya beberapa personel polisi dari Satuan Lalu Lintas yang terlihat mengatur kendaraan yang hendak melintas di Jembatan Mahakam.

"Unjuk rasa yang kami gelar hari ini sebagai refleksi peringatan 17 tahun Reformasi untuk menuntut Presiden Jokowi (Joko Widodo) agar menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, termasuk harga BBM yang membebani masyarakat," ungkap Presiden BEM Universitas Mulawarman Samarinda, Mujahid, ditemui di sela unjuk rasa.

Sebelum menggelar unjuk rasa di jalur menuju Jembatan Mahakam, puluhan mahasiswa Universitas Mulawarman tersebut terlebih dahulu berorasi di depan Kantor Gubernur Kaltim.

Di tempat ini, unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa juga berlangsung tertib, tanpa adanya aksi dorong-dorongan dan bakar ban bekas di jalan.

"Kami mendesak Presiden Jokowi agar segera menuntaskan agenda reformasi yang kami nilai banyak menyimpang, termasuk kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini terpuruk," katanya.

"Kami juga meminta agar pemerintah berkomitmen pada penegakan hukum, khususnya terkait kasus-kasus korupsi yang menjerat para pejabat. Jika tidak mampu menyelesaikan berbagai persoalan tersebut, kami mendesak agar Jokowi dan Jusuf Kalla segera mundur," kata Mujahid.

Awalnya lanjut Mujahid, unjuk rasa memperingati 17 tahun reformasi itu akan dilakukan dengan menutup jalur Jembatan Mahakam.

Namun, setelah dilakukan dialog, mahasiswa kemudian mengurungkan niatnya dan hanya memasang spanduk di bagian tepi Jembatan Mahakam yang merupakan jalur utama masuk dan keluar Kota Samarinda.

"Memang awalnya kami akan memblokir Jembatan Mahakam namun setelah dilakukan dialog akhirnya kami mengurungkannya dan hanya memasang spanduk," ujar Mujahid.    (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015