Bontang (ANTARA Kaltim) - Wakil Wali Kota Bontang Isro Umarghani mengemukakan keteladanan orang tua menjadi metode paling efektif dalam pengembangan pendidikan karakter di lingkungan keluarga.
Menurut Isro, pendidikan karakter tidak bisa diajarkan melalui doktrin belaka, karena orang tua adalah figur utama di lingkungan keluarga.
Sebagai figur yang selalu memiliki waktu lebih banyak bergaul dengan anak, sikap dan tingkah laku, maka orang tua lebih mudah melekat dalam diri anak.
"Pendidikan karakter sesungguhnya sudah selayaknya tertanam pada diri anak, mulai saat sang anak masih berada dalam kandungan sang ibu," jelas Isro, belum lama ini.
Ia menambahkan pendidikan karakter sesungguhnya sudah selayaknya tertanam pada diri anak, bagaimana keimanan, ketaqwaan, moralitas, spiritual, mentalitas, sosial dan budaya kedua orang tua akan membentuk karakter yang baik pada anak.
"Ketika sang anak lahir, tumbuh dan berkembang, maka karakter anak mulai tampak. Anak mulai dapat mencermati seperti apa karakter orang tuanya. Berdasarkan keteladanan sikap dan tingkah laku ini, anak akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang unik," paparnya.
Selain itu, anak juga akan berinteraksi dengan lingkungannnya secara langsung dan tidak langsung. Sesuai dengan perkembangan dan kematangan karakternya, anak akan cenderung meniru lingkungannya tersebut.
"Meniru dan mencontoh sikap dan kepribadian pihak luar selain kedua orang tua. Misalnya tokoh-tokoh tertentu yang menarik perhatian mereka," tambah wawali.
Penanaman karakter yang baik sejak dini di lingkungan keluarga akan memperkokoh karakter anak meskipun mereka telah meniru dan mencontoh karakter tokoh idolanya tersebut.
"Namun, dalam praktiknya sering timbul permasalahan. Kadang-kadang sebagai orang tua, sebagai pendidik profesional kita menjadi lalai dalam bersikap dan bertingkah laku di depan anak," ujarnya. (Adv/Hms/*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Menurut Isro, pendidikan karakter tidak bisa diajarkan melalui doktrin belaka, karena orang tua adalah figur utama di lingkungan keluarga.
Sebagai figur yang selalu memiliki waktu lebih banyak bergaul dengan anak, sikap dan tingkah laku, maka orang tua lebih mudah melekat dalam diri anak.
"Pendidikan karakter sesungguhnya sudah selayaknya tertanam pada diri anak, mulai saat sang anak masih berada dalam kandungan sang ibu," jelas Isro, belum lama ini.
Ia menambahkan pendidikan karakter sesungguhnya sudah selayaknya tertanam pada diri anak, bagaimana keimanan, ketaqwaan, moralitas, spiritual, mentalitas, sosial dan budaya kedua orang tua akan membentuk karakter yang baik pada anak.
"Ketika sang anak lahir, tumbuh dan berkembang, maka karakter anak mulai tampak. Anak mulai dapat mencermati seperti apa karakter orang tuanya. Berdasarkan keteladanan sikap dan tingkah laku ini, anak akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang unik," paparnya.
Selain itu, anak juga akan berinteraksi dengan lingkungannnya secara langsung dan tidak langsung. Sesuai dengan perkembangan dan kematangan karakternya, anak akan cenderung meniru lingkungannya tersebut.
"Meniru dan mencontoh sikap dan kepribadian pihak luar selain kedua orang tua. Misalnya tokoh-tokoh tertentu yang menarik perhatian mereka," tambah wawali.
Penanaman karakter yang baik sejak dini di lingkungan keluarga akan memperkokoh karakter anak meskipun mereka telah meniru dan mencontoh karakter tokoh idolanya tersebut.
"Namun, dalam praktiknya sering timbul permasalahan. Kadang-kadang sebagai orang tua, sebagai pendidik profesional kita menjadi lalai dalam bersikap dan bertingkah laku di depan anak," ujarnya. (Adv/Hms/*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015