Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda memacu percepatan instalasi teknologi pengolahan sampah mandiri dan menargetkan seluruh unit insinerator yang tersebar di berbagai titik mulai beroperasi penuh pada akhir Desember 2025.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Samarinda, Suwarso, di Samarinda, Kaltim, Jumat, menjelaskan bahwa progres pemasangan unit di lapangan menunjukkan tren positif meski bervariasi di setiap lokasi.
Berdasarkan tinjauan lapangan di Polder Air Hitam, Suwarso memaparkan rincian progres fisik proyek tersebut yakni di lokasi Polder Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu, mencapai 95 persen, menjadi lokasi paling siap untuk uji coba perdana.
Sedangkan di Jalan Nusirwan Ismail (Loa Bahu) mencapai 85 persen untuk dua unit. Dan Jalan Wanyi (Lempake) & Bukit Pinang dalam di kisaran 70 persen dan sedang dikerjakan secara paralel.
"Saat ini tersisa empat unit yang sedang dalam proses penempatan. Dua unit di Kecamatan Palaran (Handil Bakti dan Simpang Pasir), satu unit di Samarinda Seberang (kawasan Brimob), dan satu unit di Loa Janan Ilir," jelas Suwarso.
Khusus untuk titik di Loa Janan Ilir, Suwarso menyebutkan adanya penyesuaian lokasi karena pertimbangan teknis. Posisi awal dinilai terlalu tinggi sehingga berisiko bagi manuver kendaraan pengangkut sampah. Namun, secara keseluruhan, lahan di titik lainnya sudah siap seratus persen.
Selain aspek infrastruktur, DLH juga tengah merampungkan rekrutmen SDM pengelola. Untuk menjamin operasional yang mumpuni, pihak vendor akan memberikan pelatihan intensif yang mencakup teknis operasional, yakni tatacara pembakaran dan pemeliharaan mesin.
Kedua terkait Safety dan Emergency atau prosedur keselamatan kerja, penanganan darurat, dan standar evakuasi.
"Kami ingin memastikan keselamatan pekerja terjaga dengan standar pengamanan yang ketat," tegasnya.
Menjawab kekhawatiran masyarakat mengenai polusi udara, Suwarso memastikan bahwa teknologi insinerator ini dirancang ramah lingkungan. Sistem pengelolaan residu pembakaran menggunakan metode filtrasi air.
"Operasional ini minim dampak lingkungan. Uap hasil pembakaran akan dialirkan ke bak-bak air khusus di bagian bawah mesin untuk diolah kembali, sehingga tidak dilepaskan langsung sebagai polusi udara," tambahnya.
Uji coba perdana dijadwalkan berlangsung di Polder Air Hitam segera setelah tahapan instalasi penguapan selesai.
Meski mengejar target akhir tahun 2025, DLH tetap memprioritaskan pematangan lahan dan ketepatan standar operasional prosedur (SOP) di lapangan.
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025