Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kalimantan Timur menyiapkan satu desa dan satu kelurahan untuk mengikuti lomba gotong royong tingkat nasional setelah keduanya berhasil menjadi pelaksana terbaik penyelenggaraan Bulan Bakti Gotong Royong tingkat provinsi.

"Dua daerah yang disiapkan mengikuti lomba gotong royong nasional itu adalah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan," kata Kabid Ketahanan dan Sosial Budaya Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMDes) Kaltim Musa Ibrahim di Samarinda, Rabu.

Untuk Kabupaten Kutai Kartanegara diwakili oleh Desa Tana Datar Kecamatan Muara Badak, sedangkan untuk Kota Balikpapan diwakili oleh Kelurahan Karang Rejo Kecamatan Balikpapan Tengah.

Disiapkannya dua daerah tersebut untuk mengikuti lomba di tingkat nasional, karena keduanya berhasil mendapat nilai terbaik pertama dalam lomba pelakasanaan gotong royong tingkat Provinsi Kaltim yang digelar bulan lalu.

Dalam lomba tingkat Provinsi Kaltim tersebut terdapat tiga penyaji terbaik, yakni untuk kategori gotong royong kelurahan, Kota Balikpapan berhasil menjadi yang terbaik pertama. Kemudian terbaik kedua diraih oleh Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara.

Sedangkan untuk kategori desa, terbaik pertama diraih oleh Kutai Kartanegara. Sementara terbaik kedua diraih oleh Desa Suko Mulyo, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat. Kemudian terbaik ketiga diraih Desa Labanan Makmur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau.

Para penyelenggara gotong royong terbaik tingkat Kaltim tersebut selain mendapat piala dan piagam penghargaan, juga mendapat uang pembinaan dari Pemprov Kaltim.

Untuk terbaik pertama mendapat uang pembinaan senilai Rp10 juta, terbaik kedua mendapat pembinaan senilai Rp7 juta, dan penyaji gotong royong terbaik ketiga mendapat uang pembinaan senilai Rp5 juta.

Menurut Musa, lomba gotong royong digelar bertujuan untuk merangsang masyarakat agar lebih giat dalam melakukan gotong royong, karena gotong royong merupakan karakter dasar Bangsa Indonesia yang diwariskan oleh para pendahulunya, namun akhir-akhir ini mulai ditinggalkan masyarakat dengan alasan kesibukan kerja masing-masing.

"Padahal sebenarnya semua masyarakat sadar bahwa dengan bergotongroyong, apapun kesulitan yang ada di lingkungan masyarakat akan mudah diselesaikan, karena selain banyak warga yang turut memikirkan juga antarwarga bisa saling melakukan iuran jika menyangkut kekurangan dana dalam tiap kegiatan," kata Musa Ibrahim.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015