Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Jembatan timbang di jalur Samarinda-Balikpapan, Kalimantan Timur, akan dipasangi kamera video pengintai atau "closed-circuit television" (CCTV)) untuk menekan praktik pungutan liar oleh petugas terhadap para sopir truk.

"Tahun ini sudah kami programkan pengadaan kamera CCTV dan akan dipasang pada di sejumlah titik jembatan timbang tersebut," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jembatan Timbang Dinas Perhubungan Kaltim Mathin M Sanda di Samarinda, Senin.

Namun demikian, kamera CCTV tersebut belum akan terkoneksi langsung ke Dinas Perhubungan Kaltim di Samarinda. Masih sebatas di dalam kantor masing-masing jembatan timbang, namun akan dikembangkan supaya dapat terhubung ke Samarinda.

Program lainnnya ke depan adalah di jembatan timbang yang baru dan masih di jalur tersebut, akan dilengkapi dengan peralatan otomatis seperti di Jawa Timur, yakni begitu ada kendaraan yang ditimbang langsung terhubung pada komputer dan otomatis melakukan pencetakan data.

Dalam cetakan secara otomatis itu akan tertera jumlah beban yang ada pada kendaraan yang tertimbang, termasuk akan tertera nominal harga yang harus dibayar oleh sopir.

Apabila muatan kendaraan ada yang melebihi beban, akan dikenai denda. Sedangkan jika bebannya berlebihan atau lebih dari 20 persen misalnya, maka selain dikenai denda, kendaraan tersebut juga akan disuruh kembali agar mengurangi muatannya.

Menurutnya, fungsi jembatan timbang sangat banyak, di antaranya adalah untuk mengurangi risiko kerusakan jalan, karena kendaraan yang muatannya melebihi dari beban yang diizinkan, maka akan menekan jalan yang menyebabkan gelombang atau lubang pada jalan.

Manfaat lainnya adalah untuk mengurangi kecelakaan, karena kendaraan yang membawa beban melebihi daya mampu kendaraan, sangat berisiko terbalik karena sulit dikendalikan sehinga membahayakan keselamatan orang lain.

Di sisi lain, kendaraan yang muatannya melebihi batas yang ditentukan, maka saat mengerem juga membahayakan pengendara lain, karena berpotensi membuat rem menjadi blong akibat beban yang harus ditahan terlalu berat. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015