Samarinda (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi yang berdiri sejak 1998 berubah nama menjadi Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI) atau "Indonesian Journalist Network" dalam Kongres PWIR ke-6 di Samarinda, Kalimantan Timur, yang berakhir Jumat sore.

   "Perubahan nama merupakan agenda kongres dan dari 20 nama alternatif akhirnya secara aklamasi disepakati nama Jaringan Jurnalis Indonesia," kata Yaya Suryadarma yang terpilih sebagai Ketua Umum DPP JJI periode 2015-2019 di Samarinda.

   Yaya yang menjadi formatur tunggal juga memilih Mohamad Fauzi, wartawan Media Indonesia sebagai Sekjen JJI dan mantan Ketua Umum PWIR Husen Gani sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Nasional JJI.

   "Susunan lengkap pengurus akan dikukuhkan paling lambat dua minggu kemudian di Jakarta," kata Yaya yang menjadi redaktur Majalah Gerakan.

   Yaya, lulusan IISIP Jakarta jurusan jurnalistik tahun 1997, sejak mahasiswa sudah bergelut dengan media cetak, yaitu tahun 1992 bergabung dengan Majalah Aneka dan majalah kampusnya.

   Kemudian malang melintang di berbagai media seperti "Moeslem Magz", majalah "Oil & Gas" dan majalah Tropis. Ia juga mendirikan media online inspirasibangsa.com yang mengusung jurnalisme inspiratif.

   Sementara Mohamad Fauzi, lulusan Universitas Brawijaya tahun 1996 dan bergabung dengan Majalah Mingguan Tiras tahun 1997. Ia mulai bergabung dengan Media Indonesia sejak tahun 1999 dan saat ini menduduki posisi sebagai redaktur megapolitan.

   Di hadapan peserta kongres, Yaya meminta semua dewan pengurus daerah dan cabang mempersiapkan pengelolaan administrasi secara baik, termasuk sekretariat di daerah agar bisa lolos verifikasi Dewan Pers.

   "Jika ingin lolos, sepulang kongres mulailah konsolidasi dan mempersiapkan diri dengan pembenahan organisasi lebih baik termasuk sekretariat di daerah," katanya.

   Kepengurusannya yang baru juga dibebani target lain untuk mampu melaksanakan uji kompetensi wartawan (UKW), sehingga semua anggota diberi kesempatan mengikuti sertifikasi profesi tersebut.

   Pada Sabtu (18/4), seluruh peserta kongres mendapat jamuan dari Kesultanan Kutai Kartanegara yang merupakan kesultanan tertua di Indonesia. (*)

Pewarta: Budi Santoso

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015