Bontang (ANTARA Kaltim) - PT Pupuk Kaltim menjamin pembangunan pabrik pupuk majemuk atau NPK yang rencananya dimulai tahun 2015 sangat ramah lingkungan karena menggunakan sistem dan peralatan yang lebih modern.

     General Manager Umum PT Pupuk Kaltim (PKT) Syamsu Alamsyah saat pemaparan rencana pembangunan NPK klaster kepada wartawan di Bontang, Kaltim, Kamis, menjelaskan saat ini pembangunan pabrik sudah masuk tahap pematangan lahan.

     "Pembangunan pabrik NPK menggunakan sistem yang modern dan ramah lingkungan, tidak seperti yang dipersoalkan sebagian warga Bontang selama ini," kata Syamsu.

     Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada warga di sekitar lokasi pabrik yang masih melakukan penolakan terhadap pembangunan pabrik NPK itu, termasuk meminta ganti untung relokasi lahan karena khawatir dengan dampaknya.

     "Ini (pabrik NPK) merupakan salah satu inovasi terbaru dari PKT untuk terus meningkatkan produktivitas guna mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan hasil pertanian," tambah Syamsu, yang didampingi Pjs Humas PKT Wahyudi.

     Ia memaparkan pabrik pupuk majemuk berkapasitas 2x500 ribu ton per tahun itu lebih banyak menggunakan bahan baku cair, sehingga mengurangi dampak debu. Selain itu, juga dilengkapi dengan alat penangkap debu dan sistem pengolahan gas buang.

     PKT juga telah merangkul PT KIE yang telah mempunyai sertifikasi dalam pengelolaan limbah cair untuk menangani Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).

     "PKT senantiasi berkomiten untuk memenuhi semua peraturan, termasuk dampak lingkungannya, sehingga sistem 'green belt' (sabuk hijau) akan kami bangun sebagai asupan oksigen di lingkungan sekitar agar tetap bersih," jelas Syamsu.

     Selain menciptakan lapangan kerja baru, lanjutnya, pabrik NPK juga untuk memenuhi kebutuhan pupuk majemuk secara nasional yang terus meningkat.

     "Masih ada ribu hektare lahan sawit yang membutuhkan pupuk NPK. Jika nanti pabrik ini beroperasi, tentu kita tidak akan bergantung dari produk negara lain, seperti dari Malaysia," ujarnya.

     Pjs Humas PKT Wahyudi mengharapkan dukungan kerja sama dari media massa untuk ikut menyosialisasikan rencana pembangunan pabrik NPK tersebut, agar tidak lagi memunculkan polemik di kalangan masyarakat Kota Bontang.

     "Pupuk Kaltim bisa besar seperti sekarang karena andil masyarakat. Iklim investasi dan perkembangan perusahaan tergantung dari suasana yang kondusif di masyarakat," katanya. (*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015