Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui instansi terkait kembali melatih 40 kepala desa dari berbagai kabupaten untuk menyusun Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa atau RPJMDes, guna memenuhi syarat masuknya alokasi dana desa.

"Setelah dilakukan pelatihan ini, tentu saya harapkan semua peserta mampu menyusun RPJMDes dengan baik, sesuai dengan kebutuhan warga dan mengutamakan potensi desa," ujar Asisten I Pemprov Kaltim Aji Sayid Faturrahman saat membuka pelatihan itu di Samarinda, Selasa.

Ke depan, lanjutnya, selain Pemprov Kaltim, pemerintah kabupaten juga diharapkan memberikan pelatihan serupa untuk kades di masing-masing daerahnya, sehingga semakin banyak kades yang memiliki kemampuan dalam menyusun RPJMDes.

Pelatihan penyusunan RPJMDes ini dilakukan, karena salah satu syarat untuk mendapatkan transfer alokasi dana desa (ADD) dari APBN, semua desa penerima harus memiliki RPJMDes, sehingga semua program kegiatan yang akan dilakukan dari ADD harus sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.

Dia berpesan kepada semua kades dan sekretaris desa yang hadir dalam pelatihan itu, agar dalam menyusun RPJMDes disesuaikan dengan potensi yang ada di desa tersebut, kemudian aparatur desa juga harus kreatif dalam menggali dan mengembangkan potensi yang ada di masing-maisng desa.

Seperti di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat, lanjut dia, sejumlah desa di dua kabupaten itu memiliki tanaman jelai yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi nasi pengganti padi, sehingga upaya ini membantu pemerintah dalam penganekaragaman pangan.

Tanaman jelai merupakan komoditas alternatif yang memiliki nilai lebih dengan berbagai keunggulan ketimbang beras yang selama ini menjadi konsumsi utama masyarakat.

Bahkan, jelai bermanfaat besar bagi konsumen yang melakukan terapi kesehatan atau diet. Selain berfungsi memenuhi kebutuhan energi (karbohidrat) karena memiliki kesamaan dengan nasi, jelas juga baik dikonsumsi untuk terapi bagi penderita diabetes.

Apalagi, tanaman jelai dari awal penanaman hingga panen tidak memerlukan perlakuan khusus seperti tanaman padi pada umumnya. Tanaman ini bisa di lahan kering dan di bukit-bukit karena tidak memerlukan air banyak sebagaimana padi.

"Jelai merupakan salah satu potensi lokal yang perlu dikembangkan dalam pembangunan desa, masih banyak potensi lain yang bisa digarap, asalkan kita mau kreatif, ulet, dan teliti dalam mengerjakan, pasti akan berhasil," kata Faturrahman. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015