Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur meminta instansi terkait terus meningkatkan program Keluarga Berencana, baik meningkatkan kelembagaan tingkat provinsi hingga desa, maupun penyadaran masyarakat terhadap manfaat KB.

"Selama ini kebanyakan persepsi masyarakat terhadap KB adalah berhubungan dengan alat kontrasepsi dan pembatasan jumlah kelahiran, padahal program KB cakupannya sangat luas," kata Asisten Kesejahteraan Setprov Kaltim Bere Ali saat rapat kerja daerah program KB Provinsi Kaltim di Samarinda, Kamis.

Program KB, selain melakukan pengukuran dan pengaturan kelahiran, juga mengatur strategi agar keluarga bisa berkualitas, yakni mulai dari balita, remaja hingga upaya menuju lanjut usia (lansia) berkualitas dan tangguh.

Menurut ia, balita berkualitas di antaranya tercukupinya kebutuhan gizi, kemudian remaja yang terbebas dari narkoba, seks bebas, dan terhindar dari HIV/AIDS.

Setelah lansia akan menjadi tangguh, hingga pada akhirnya dapat menikmati bonus demografi berupa sumber daya manusia produktif yang menanggung beban hidup lebih sedikit SDM nonproduktif.

Kondisi yang ada berdasarkan data BKKBN Kaltim 2014, hasil pencapaian peserta KB baru khusus Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah, untuk Medis Operasi Wanita (MOW) sebanyak 2.543 peserta, Medis Operasi Pria (MOP) 74 peserta, IUD 7.300 peserta, dan Implant 4.074 peserta.

Secara target, lanjut Bere Ali, pencapaian ini sudah baik, namun perlu lebih ditingkatkan pada 2015 ini, sehingga selain melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak, sosialisasi juga perlu terus dilakukan.

"Apabila para penentu kebijakan di kabupaten/kota dapat memberikan kontribusi, baik kelembagaan SKPD yang mengelola program KB maupun tenaga penyuluh KB sebagai ujung tombak di lapangan, maka sasaran pada 2015 ini pasti meningkat," ujarnya.

Sedangkan sasaran dan target yang ingin dicapai program Kependudukan dan KB secara nasional meliputi, penurunan angka kelahiran, meningkatkan angka penggunaan kontrasepsi, menurunkan angka kebutuhan masyarakat untuk ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need).

Kemudian meningkatkan peserta KB baru, meningkatkan peserta KB Aktif, meningkatkan peserta KB Baru keluarga miskin, meningkatan peserta KB Aktif keluarga miskin, dan meningkat persentase peserta KB menggunakan MKJP dari semua peserta KB cara modern. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015