Bontang (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Bontang Adi Darma memberikan bantuan sembilan bahan pokok kepada Arifin Aziz (45), salah satu keluarga miskin yang rumahnya ambruk karena kayunya termakan usia.

     "Saya juga malu kalau ada warga yang menginap di Poskamling, padahal kita punya rumah singgah dan rusunawa," kata wali kota ketika mengunjungi keluarga Arifin Aziz di Jalan Kenanga, Kelurahan Tanjung laut, Kecamatan Bontang Selatan, Senin.

     Selain sembako berupa satu karung beras dan dua kardus mi instan, wali kota juga menyerahkan dua karpet dan satu terpal.

     Pada kesempatan itu, Adi Darma juga meminta keluarga Aziz bersedia direlokasi sementara ke rumah singgah di Perumahan KCY di Jalan Sulawesi, sambil menunggu rumahnya diperbaiki.

     Ia pun menginstruksikan kepada Dinas Sosial untuk segera melakukan perbaikan rumah yang sempat ambruk, meski tidak mengakibatkan korban jiwa tersebut.

     "Kita punya program bedah rumah dan saya instruksikan kepada dinas terkait segera mengambil tindakan untuk memperbaiki rumah Pak Aziz," tambahnya.

     Selama seminggu terakhir, Arifin Aziz beserta istri dan lima orang anaknya terpaksa menginap di poskamling setempat, karena rumah kayunya yang berukuran 4x6 meter tiba-tiba roboh pada Sabtu (28/3), sementara dia tidak mempunyai kerabat di Bontang.

     Aziz yang berprofesi sebagai nelayan itu menceritakan, sebelum rumahnya roboh sempat terdengar suara aneh dari atap, seperti ada ayam yang mencakar-cakar langit rumahnya.

     Ia kemudian melihat keluar dan mendapati suara ribut itu ternyata gerakan atap seng rumahnya yang bergeser karena mulai roboh ke kanan.

     "Saat itu, saya langsung membangunkan istri dan anak-anak agar cepat keluar karena kondisi rumah sudah miring," ujarnya, yang sejak itu langsung menumpang tinggal di poskamling persis di depan rumahnya.

     Bantu Pengobatan

     Pada kesempatan itu, Wali Kota Adi Darma juga menginstruksikan Dinas Sosial melakukan tindakan medis atau pengobatan terhadap salah satu Arifin Aziz yang menderita depresi berat.

     Menurut keterangan kepala RT setempat, H Caman, depresi yang dialami anak Arifin Aziz sudah berlangsung sekitar dua bulan terakhir.

     "Sejak ada orang yang membuat acara dengan potong sapi di sini, keesokan harinya anak itu tiba-tiba mengigau tidak karuan seperti orang gila. Kalau dilihat memang tidak ada hubungannya dengan acara potong sapi sehari sebelumnya," katanya.

     Sejak mengalami hal itu, anak Arifin Aziz sudah tidak bersekolah, padahal anaknya cukup pintar dan sempat mendapatkan prestasi di sekolahnya.

     "Kami harapkan anaknya bisa sekolah lagi. Kasihan mereka, tidak satu pun anaknya yang mencapai pendidikan SMA," kata Caman. (Adv/*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015