Bontang (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur, Adi Darma setuju dengan usulan kenaikan tarif yang diajukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman, asalkan layanan dan kualitas air harus ditingkatkan lebih dulu.

     "Memang biaya operasional PDAM terbilang cukup tinggi dan mengalami kerugian, sehingga harus menaikkan tarif secara perlahan. Akan tetapi, saya minta PDAM memperbaiki dulu kualitas airnya, jangan sampai masyarakat yang dirugikan," kata Adi Darma di Bontang, Senin.

     Menurut ia, rencana kenaikan tarif PDAM juga tidak bisa dipukul rata, karena ada beberapa warga yang pemakaian jumlah airnya di atas 10 meter kubik setiap hari, sehingga tarifnya harus dibedakan.

     "Ini juga perlu perhitungkan, mana yang masuk kategori pelanggan industri dan rumah tangga. Itu yang masih harus didata untuk persiapan kenaikan tarif," ujarnya.

     Adi Darma mengakui tarif air PDAM yang paling rendah (murah) di Kalimantan Timur memang di Kota Bontang.

     "Tarif PDAM kita yang paling rendah di Kaltim. Tapi, harus dicatat jika mengolah air tanah biaya operasionalnya jauh lebih mahal ketimbang mengolah air sungai," tambahnya.

     Wali Kota akan meminta PDAM Tirta Taman untuk melakukan kajian lebih dulu sebelum menetapkan tarif baru. Hal ini memang akan memberatkan, tetapi harus dilakukan perlahan-lahan.

     Apalagi dengan kondisi PDAM yang terus memberatkan keuangan daerah, karena biaya operasional terus membengkak dan membuat perusahaan itu tidak bisa bekerja maksimal.

     Berdasarkan laporan yang diterima, Wali Kota Adi Darma menuturkan pelayanan PDAM sudah cukup memuaskan, karena beberapa lokasi yang sebelumnya tidak terlayani, kini warga sudah mendapatkan pasokan air bersih.

     "Beberapa WTP (instalasi pengolahan air) sudah berjalan dan hasilnya bagus. Hanya ada satu WTP yang kurang maksimal, karena kadar 'FE'-nya cukup tinggi sehingga perlu filter yang lebih modern," paparnya.

     Sebelumnya, pihak PDAM Tirta Taman sudah beberapa kali mengusulkan kepada Pemkot Bontang untuk melakukan rasionalisasi tarif sehingga makin tingginya beban operasional.

     Dirut PDAM Tirta Taman Adief Mulyadi mengatakan biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan tidak sebanding dengan tarif yang diberlakukan saat ini, sehingga PDAM terus merugi dan terpaksa memangkas biaya operasional untuk menutup ongkos produksi.

     "Harga kita adalah yang terendah di Kaltim, seharusnya ada penyesuaian karena biaya produksi terus meningkat," katanya. (Adv/*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015