Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Achmad Rosyidi mengemukakan banjir yang terus terjadi di Kota Samarinda telah mengakibatkan kerusakan dan dampak negatif yang semakin parah terutama pada fasilitas umum.

Achmad Rosyidi yang ditemui di Samarinda, Minggu, mengatakan kerusakan yang terjadi akibat banjir terutama adalah jalan, baik aspal maupun jalan beton dengan kondisi jalan yang berlubang.

"Salah satunya banjir di daerah simpang empat Mall Lembuswana, yang mengakibatkan genangan air di daerah RSUD Abdul Wahab Syahrani (AWS). Semestinya kawasan itu harus selalu bersih, tapi sekarang kondisi jalan juga banyak berlubang," katanya menanggapi masalah banjir yang belum tuntas di Kota Samarinda.

Politikus PPP itu menyindir ketidakseriusan Pemkot Samarinda dalam mengatasi masalah banjir yang sudah terjadi bertahun-tahun tanpa ada solusi yang jelas.

Bahkan, Pemkot Samarinda masih mencanangkan program yang tidak ada korelasinya dengan masalah penanganan banjir, seperti proyek taman besar-besaran di sepanjang Tepian Sungai Mahakam.

"Sampai kapan masalah banjir di Samarinda ini akan dibiarkan semakin parah. Dengan posisi Samarinda sebagai Ibukota Provinsi Kaltim, mestinya masalah banjir harus mendapat skala prioritas. Kita cukup malu melihat ibu kota provinsi kita seperti saat ini, sampah dimana-mana, lalu-lintas semrawut, ditambah kondisi masyarakat yang tidak peduli pada lingkungan sekitarnya," ucapnya.

Menurut Achmad, masyarakat Samarinda saat ini tidak memerlukan proyek taman lampu lampion besar-besaran di sepanjang Tepian Mahakam, karena yang dibutuhkan adalah keseriusan Pemkot Samarinda mengatasi banjir.

"Proyek peninggian jalan di beberapa daerah rawan banjir yang sudah dilakukan juga bukan solusi yang tepat, karena itu hanya solusi sesaat. Akibatnya justru rumah-rumah warga di sekitar jalan yang ditinggikan menjadi korban semakin tenggelam," imbuhnya.

Ia menambahkan cepat atau lambat jalan-jalan yang sudah ditinggikan tersebut akan tergenang banjir lagi, karena solusi perbaikan saluran air sampai ke hilir tidak melalui sistem yang baik.

Sementara yang terjadi di lapangan, pembukaan lahan baru tidak diperketat izinnya, sehingga daerah-daerah yang mestinya menjadi resapan air semakin sedikit.

"Hal-hal seperti ini jika tidak segera ditangani, bukan mustahil ibukota Provinsi Kaltim akan tenggelam. Jadi, masih layakkah Kota Samarinda sebagai ibukota Kaltim atau perlukah dipindah ke kota atau kabupaten yang lebih layak," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal juga mengingatkan Pemkot Samarinda untuk lebih serius menangani masalah banjir yang terjadi di sejumlah wilayah kota dan menjadi keluhan warga. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015