Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota DPRD Kalimantan Timur Martinus mendukung dihidupkannya kembali usaha koperasi di wilayah setempat dengan sasaran untuk mendukung upaya menyejahterakan masyarakat.

Menurut Martinus di Samarinda, Senin, koperasi di Kalimantan Timur banyak yang tidak berkembang dan terkesan hanya bersifat formalitas saja, kurang berjalan dengan konsep perkoperasian sesunguhnya.

Padahal dari sektor koperasi tersebut, ekonomi kerakyatan bisa tersentuh sampai masyarakat lapisan paling bawah.

"Kondisi koperasi di Kaltim cukup memprihatinkan, oleh karena itu dirasa sangat perlu perhatian yang lebih dari pemerintah, baik daerah maupun kota," jelas Martinus.

Menurut dia, peranan koperasi sebagai salah satu penggerak ekonomi seakan selalu diabaikan, karena faktanya peran koperasi selalu dikalahkan oleh BUMN maupun usaha-usaha besar yang digerakkan oleh pemilik modal.

Ia melanjutkan, pergerakan koperasi seakan lari di tempat dan tidak pernah mampu untuk bersaing dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain.

"Saat ini sistem koperasi yang ada harus segera dibenahi agar bisa maksimal. Tentunya program-program untuk menggerakkan koperasi harus dirancang ulang," kata dia.

Harapan dia ke depan terpuruknya koperasi di Kaltim perlahan-lahan dapat diperbaiki dan citra unit usaha tersebut sebagai penggerak ekonomi dapat hidup kembali.

Martinus menjelaskan bahwa sesuai Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pembentukan koperasi bertujuan membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggotnya dan masyarakat. Selain itu juga untuk meningkatkan ekonomi.

Koperasi secara objektif perlu lebih diberdayakan agar mampu menjadi motor bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, sekaligus menjadi perangkat yang ampuh untuk lebih memeratakan kesejahteraan selaras dengan program pengentasan kemiskinan.

Anggota Komisi II DPRD Kaltim ini menambahkan bahwa dinas terkait harus kembali membina seluruh koperasi yang tidak berjalan efektif agar bisa berkembang kembali serta dapat dijadikan sebagai wadah untuk mengembangkan ekonomi masyarakat.

Persoalan klasik masih menjadi masalah yang sering ditemukan di lembaga koperasi, di antaranya lemahnya kualitas sumber daya manusia, lemahnya modal, networking, dan pemasaran produk" ucapnya.    (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014