Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, sampai saat ini belum menetapkan status siaga darurat terkait krisis air pada musim kemarau panjang.

"Berdasarkan prediksi BMKG bahwa pada minggu ketiga Oktober sampai November, sehingga penetapan status siaga darurat akan dilihat pada satu minggu terakhir ini," kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi di Balikpapan, Senin.

Pemkot saat ini juga masih mengkaji misalnya hujan turun tapi tidak menyuplai air ke Waduk Manggar apakah akan masuk ke dalam status siaga darurat. Situasi tersebut cukup berat, maka diminta pemberitaan dilakukan dengan arif.

"Pemberitaan yang harus dengan arif jangan didramatisir terlalu berlebihan situasi ini, jangan membuat masyarakat marah karena suplai air tersebut," kata Rizal.

Ia mengatakan yang akan dilakukan mengkaji kemungkinan untuk hujan buatan atau melakukan teknologi modifikasi adalah bagian dari ikhtiar selain melakukan salat dan doa.

"Meskipun melakukan hujan buatan minimal harus 1.000 Kilometer Persegi, padahal Balikpapan luasnya hanya 500 Kilometer Persegi. Maka perlu dilakukan koordinasi dengan Pemprov Kaltim, apakah misalnya akan kerjasama dengan Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar)," kata Rizal.

Terkait juga bila ada keluhan masyarakat terkait tidak mengalirnya air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) rencananya giliran empat kali air mengalir dan tiga kali tidak mengalir. Namun bisa terjadi anomali misalnya listrik padam sehingga air tidak mengalir sampai seminggu, maka tolong media membantu menenangkan, katanya.  (*)

Pewarta: Susylo Asmalyah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014