Samarinda (ANTARA Kaltim) - Efek kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) membuat banyak warga kesulitan mendapatkan asupannya. Warga rela antre di SPBU. Sayangnya, kerap saja di tengah kesulitan itu ada oknum yang mengambil keuntungan.

Baik dengan cara menimbun, mengetap, maupun nekat mengonsumsi BBM bersubsidi meski diperuntukkan instansi atau perusahaan. Setidaknya itulah gambaran yang didapatkan oleh legislator Fraksi Hati Nurani Rakyat (Hanura) Rama Alexander Asia.

“Saya harap jangan ada lagi manipulator yang memanfaatkan kelangkaan BBM ini dengan cara mengetap BBM atau menimbunnya. BBM adalah hak seluruh warga Indonesia. Jangan dikuasai sendiri,” tegas Rama.

Fakta yang sering ditemui, efek domino kelangkaan BBM ini selalu saja ada oknum nakal yang memanfaatkannya. Menurut Rama mereka bisa disebut juga pelaku teroris ekonomi. Langsung maupun tak langsung, tindakan mereka sangat merugikan perputaran perekonomian daerah.

“Peran aparatur pemerintah dalam pengawasan distribusi pasokan BBM ke daerah harus lebih ditingkatkan. Terutama kepada daerah yang jauh dari perkotaan. Pengawasan juga berarti distribusi BBM tidak lamban ketika dibutuhkan warga,” imbuhnya.

Rama menambahkan, tindakan tegas dalam bentuk peraturan daerah harus diberikan kepada pihak yang merugikan. Demi menimbulkan efek jera hukuman yang diberikan harus berat dan sepadan sesuai peraturan perundang-undangan.

“Pelayanan terbaik pemerintah harus sepenuh hati agar warga yang letaknya jauh dari perkotaan tidak lagi mengalami tekanan ekonomi, apalagi ditambah dengan harga BBM yang bakal melonjak. Jangan sampai nasyarakat yang jauh dari perkotaan tidak menikmati subsidi bahan bakar. Kita semua bagian dari NKRI, semua berhak mendapat perhatian sama dari pemerintah di manapun berada,” katanya. (Humas DPRD Kaltim/rid/dhi/oke)
 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014