Samarinda (ANTARA Kaltim) - Provinsi Kalimantan Timur berharap menjadi percontohan di tingkat nasional dalam pelekasanaan Kurikulum 2013 karena telah mampu menjadi yang terbaik dalam penilaian yang dilakukan tim pemerintah pusat terkait penerapan kurikulum baru ini.
"Mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013, Kaltim sudah tidak ada masalah karena sudah lancar, kita bahkan mendapat `number one` soal implementasinya karena begitu dicanangkan oleh pusat, langsung kita laksanakan," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kaltim Dayang Budiyarti di Samarinda, Selasa.
Menurut dia, pelaksanaan Kurikulum 2013 di beberapa sekolah sasaran yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kaltim berjalan lancar sejak ditetapkan mulai 2013 lalu.
Sejak saat itu, kata dia, Kaltim bukan hanya menerapkan kurikulum, bahkan juga melakukan pelatihan mandiri, termasuk mencetak ribuan buku Kurikulum 2013 untuk dibagikan kepada sejumlah sekolah. Inilah yang kemudian mendapat penilaian terbaik dibandingkan provinsi lain dalam penerapan kurikukum baru itu.
Bahkan, katanya, saat ini di Kabupaten Kutai Timur sudah 100 persen atau sudah seluruh sekolah yang menerapkan kurikulum baru tersebut karena ditambah dengan dana mandiri kabupaten, sehingga diharapkan kabupaten dan kota lainnya menyusul.
"Penerapan di Kutai Timur yang sudah 100 persen tersebut akan diikuti oleh Kota Bontang dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), sehingga tinggal beberapa daerah saja yang akan menysul 100 persen," katanya.
Namun dia mengakui kemungkinan akan ada sedikit masalah di sejumlah kabupaten dan kota yang ingin menerapakannya keseluruhan, yakni bisa terkendala dengan ketersedian buku paket.
Menurut dia hal ini terjadi karena pengadaan buku paket sebagain besar masih dilakukan pemerintah pusat, sehingga terjadi keterlambatan karena butuh proses panjang untuk bisa sampai ke daerah.
Proses yang terjadi, kata dia, pemerintah memberikan dana ke sekolah, kemudian sekolah harus membeli ke penyedia yang lokasinya di Jakarta. Setelah itu dikirim lagi ke Kaltim sehingga membutuhkan proses panjang.
Di Pemprov Kaltim hanya diberi tanggung jawab melatih guru sebagai persiapan pelaksanaan penrapan Kurikulum 2013, sedangkan pelatihan guru sudah dilakukan bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013, Kaltim sudah tidak ada masalah karena sudah lancar, kita bahkan mendapat `number one` soal implementasinya karena begitu dicanangkan oleh pusat, langsung kita laksanakan," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kaltim Dayang Budiyarti di Samarinda, Selasa.
Menurut dia, pelaksanaan Kurikulum 2013 di beberapa sekolah sasaran yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kaltim berjalan lancar sejak ditetapkan mulai 2013 lalu.
Sejak saat itu, kata dia, Kaltim bukan hanya menerapkan kurikulum, bahkan juga melakukan pelatihan mandiri, termasuk mencetak ribuan buku Kurikulum 2013 untuk dibagikan kepada sejumlah sekolah. Inilah yang kemudian mendapat penilaian terbaik dibandingkan provinsi lain dalam penerapan kurikukum baru itu.
Bahkan, katanya, saat ini di Kabupaten Kutai Timur sudah 100 persen atau sudah seluruh sekolah yang menerapkan kurikulum baru tersebut karena ditambah dengan dana mandiri kabupaten, sehingga diharapkan kabupaten dan kota lainnya menyusul.
"Penerapan di Kutai Timur yang sudah 100 persen tersebut akan diikuti oleh Kota Bontang dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), sehingga tinggal beberapa daerah saja yang akan menysul 100 persen," katanya.
Namun dia mengakui kemungkinan akan ada sedikit masalah di sejumlah kabupaten dan kota yang ingin menerapakannya keseluruhan, yakni bisa terkendala dengan ketersedian buku paket.
Menurut dia hal ini terjadi karena pengadaan buku paket sebagain besar masih dilakukan pemerintah pusat, sehingga terjadi keterlambatan karena butuh proses panjang untuk bisa sampai ke daerah.
Proses yang terjadi, kata dia, pemerintah memberikan dana ke sekolah, kemudian sekolah harus membeli ke penyedia yang lokasinya di Jakarta. Setelah itu dikirim lagi ke Kaltim sehingga membutuhkan proses panjang.
Di Pemprov Kaltim hanya diberi tanggung jawab melatih guru sebagai persiapan pelaksanaan penrapan Kurikulum 2013, sedangkan pelatihan guru sudah dilakukan bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014