Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Sebanyak tujuh lembaga baik pemerintah maupun swasta akan mendukung pendanaan program dua juta ekor sapi yang telah diluncurkan Pemprov Kalimantan Timur agar dapat terwujud pada 2018 seperti yang dituangkan dalam RPJMD 2013-2018.

"Tujuh lembaga pemerintah dan swasta yang akan mendukung pendanaan program dua juta ekor sapi itu adalah Pemprov Kaltim melalui APBD, pemerintah pusat melalui APBN, kabupaten dan kota melalui APBD masing-masing," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Rabu.

Saat menyampaikan materi pada Pertemuan Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan Kaltim yang digelar 3 hari, 23-25 September 2014, dia mengatakan pihak swasta yang turut mendukung pendanaannya adalah dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim, BRI, perusahaan tambang, dan perusahaan perkebunan kepala sawit melalui program integrasi sapi-sawit.

Di antara dukungan pendanaan itu, kata dia, adalah dari APBN melalui Kementerian Pertanian akan memberikan bantuan dana untuk pengadaan sekitar 25.000 ekor sapi, kemudian dari APBD Provinsi Kaltim sekitar 50.000 ekor sapi.

Sementyara dari APBD kabupaten dan kota di Provinsi Kaltim dan Provinsi Kaltara sebanyak 150.000 ekor, dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim melalui Kredit Ternak Sejahtera untuk membiayai sekitar 250.000 ekor sapi, dan dari perusahaan tambang melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebanyak 250.000 ekor.

Terkait dengan pertemuan yang digelar 23-25 September tersebut, Dadang Sunarya mengataka merupakan upaya untuk melakukan sinkronisasi pengembangan kawasan, termasuk untuk menghimpun berbagai usulan dari kabupaten/kota demi penyempurnaan pengembangan peternakan mendatang.

Pertemuan tersebut, menurut dia, untuk memantapkan pelaksanaan program pengembangan ternak pada 2015, terutama untuk mensinergikan antara program pusat, provinsi, dan daerah, termasuk dengan akademisi dan pihak swasta.

Dia berharap kepada semua jajaran peternakan mulai tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota mampu mensinergikan semua potensi yang ada di masing-masing wilayahnya, hal ini perlu dilakukan agar diperoleh hasil optimal.

Menurut dia pengembangan kawasan agribisnis berbasis peternakan merupakan langkah strategis sebagai paradigma baru dalam pengembangan peternakan dan ekonomi, yakni dengan memperhatikan sumberdaya lokal.

Keterpaduan usaha tani dan peternakan dengan prinsip saling mendukung, dapat diupayakan melalui pola pengembangan usaha terintegrasi yang bertumpu pada pemberdayaan dan pemanfaatan secara efisiensi dan berkesinambungan.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014