Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak) Kalimantan Timur (Kaltim) mengoptimalkan pemanfaatan kapal ternak khusus sebagai angkutan sapi yang biasa diangkut dari Kupang dan Donggala.
"Kami berkomitmen untuk memanfaatkan kapal ternak secara optimal. Dengan adanya dua kapal ternak yang beroperasi secara rutin dan penambahan satu kapal lagi, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan ternak, khususnya menjelang Idul Adha," kata Kepala Disnak Kaltim Fahmi Himawan di Samarinda, Sabtu.
"Kami berkomitmen untuk memanfaatkan kapal ternak secara optimal. Dengan adanya dua kapal ternak yang beroperasi secara rutin dan penambahan satu kapal lagi, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan ternak, khususnya menjelang Idul Adha," kata Kepala Disnak Kaltim Fahmi Himawan di Samarinda, Sabtu.
Pihaknya telah melakukan koordinasi bersama Kementerian Perhubungan melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) setempat, yang telah menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat pemanfaatan kapal ternak.
"Langkah ini mencakup optimalisasi faktor muatan ternak di setiap pelayaran, koordinasi jadwal pelayaran yang tepat waktu, dan upaya untuk muatan balik yang efisien," ucap Fahmi.
"Langkah ini mencakup optimalisasi faktor muatan ternak di setiap pelayaran, koordinasi jadwal pelayaran yang tepat waktu, dan upaya untuk muatan balik yang efisien," ucap Fahmi.
Ia memaparkan, kapal ternak yang dirancang khusus untuk pengangkutan hewan seperti sapi, kambing, dan domba ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, termasuk dokter hewan dan makanan, serta mendapat subsidi biaya ekspedisi dari pemerintah.
"Penggunaan kapal ternak dapat mengurangi penurunan bobot sapi hingga 10 persen, dibandingkan dengan kapal reguler yang bisa mencapai 15-20 persen," jelas Fahmi.
"Penggunaan kapal ternak dapat mengurangi penurunan bobot sapi hingga 10 persen, dibandingkan dengan kapal reguler yang bisa mencapai 15-20 persen," jelas Fahmi.
Selain itu, pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) menjadi prioritas, dengan kasus yang kini terpantau landai. Setiap sapi yang masuk ke Kaltim harus dilengkapi dengan penanda telinga untuk memudahkan pelacakan vaksinasi dan memastikan hewan tersebut bebas dari PMK, BSD, dan brusela.
Fahmi juga menekankan pentingnya pendataan kebutuhan ternak di setiap kabupaten dan kota, serta pembentukan tim dokter hewan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk memastikan hewan kurban yang dijual dalam kondisi sehat.
"Dua hari sebelum Idul Adha dan pada hari H, kami akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk potensi cacing di jeroan," tambahnya.
Dengan adanya penanda telinga, vaksinasi PMK pada hewan ternak dapat dipantau dengan lebih baik. Jika ditemukan kejanggalan, sampel akan diperiksa di laboratorium khusus.
"Menggarisbawahi pentingnya mengawal kesehatan hewan ternak, kami juga menghadirkan mobile lab yang memudahkan pemeriksaan dan mempercepat prosesnya," tutur Fahmi.(Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024