UJIAN Nasional SMP sederajat telah berlalu. Sebanyak 109 siswa di Kalimantan Timur meraih nilai maksimal, termasuk dua anak dari daerah terpencil.

"Hesti Maharani Dwi Rahayu adalah anak petani kelapa sawit di Desa Tepian Baru, Bengalon, sedangkan Rangga Putra Firmansyah adalah anak Kepala SDN 008 Desa Tepian Baru," kata Mursalam, kepala SMPN 2 Bengalon, Kabupaten Kutai Timur.

Hal itu dikatakan Mursalam ketika ditanya mengenai dua siswanya yang berhasil mendapat nilai 10 dalam Ujian Nasional (UN) jenjang SMP tahun pelajaran 2013/2014.

Hesti dan Rangga merupakan dua orang dari 109 siswa SMP di Provinsi Kaltim yang berhasil mendapat nilai 10. Pengumuman kelulusan sekaligus pengumuman jumlah siswa yang mendapat nilai 10 itu dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Kaltim H Musyahrim, Juni lalu.

Menurut Mursalam, Hesti dan Rangga yang berhasil mendapat nilai 10 untuk mata uji IPA itu bukan merupakan siswa yang juara kelas, namun keduanya merupakan siswa yang tergolong pintar di kelasnya.

Dua siswa itu rajin belajar dalam menghadapi UN dan didukung oleh orang tuanya dalam mengajak belajar, bukan menyuruh belajar, maka konsentrasinya dalam belajar menjadi lebih baik sehingga mampu mendapat nilai 10.

Selain itu, satu bulan sebelum menghadapi UN, sekolah yang dimpimpinnya itu menambah jam pelajaran baik pada pagi maupun sore. Di samping juga `try out` yang digelar beberapa kali untuk mengasah kecerdasan, menguatkan daya ingat, dan untuk menguatkan mental siswa agar siap menghadapi UN.

Guna menambah kecerdasan siswa, di samping gizi yang tercukupi, hal yang terpenting dan harus dilakukan adalah rajin belajar, dukungan keluarga, dan sistem belajar mengajar yang diterapkan di sekolah, termasuk dukungan fasilitas belajar di lingkungan sekolah.

Untuk itu, dia berharap kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim maupun Kabupaten Kutai Timur agar memberikan bantuan untuk pembangunan Laboratorium IPA, apalagi lahan untuk laboratorium sudah lama di siapkan sehingga jika ada bantuang pembangunan gedung laboratotium, maka tinggal membangunnya.

SMPN 2 Bengalon merupakan sekolah terpencil di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Sekolah ini terletak di antara hamparan perkebunan kelapa Sawit yang menghubungkan Kecamatan Bengalon dengan Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur.

Jalan poros ini juga menghubungkan ke Kabupaten Berau. Untuk mencapai Desa Tepian Baru, Kecamatan Bengalon, dibutuhkan waktu sekitar delapan jam menggunakan kendaran roda empat dari ibukota Kaltim, Samarinda.

Meskipun di kawasan terpencil atau tepatnya di Desa Tepian Baru yang umumnya dihuni kaum transmigrasi, tetapi ternyata di kawasan itu terdapat beberapa siswa cerdas yang dibuktikan dengan perolehan nilai 10 dalam UN untuk mata uji IPA.

Satu lagi siswa SMP dari Kecamatan Bengalon yang mendapat nilai 10 dalam UN 2014 adalah Widya Rizka Augusty. Dia merupakan siswi SMPN 1 Bengalon yang mendapat nilai 10 untuk mata uji Matematika.

Dalam kesehariannya, Widya merupakan anak yang berpenampikan sederhana dan tidak banyak bicara, tetapi dia lebih sering membaca buku dan belajar.

Ayah Widya adalah salah satu karyawan di perusahaan batu bara di Bengalon. Kehidupan ekonominya tergolong cukup sehingga kebutuhan gizinya juga terpenuhi. Tetapi hal terpenting yang membuatnya mampu meraih nilai 10 Matematika adalah karena dia rajin belajar dan memiliki daya ingat kuat.

Menurut keterangan Kepala SMPN 1 Bengalon Sri Rezeki S, Widya Rizka Augusty merupakan anak yang cerdas sehari-hari di sekolah, nilainya selalu tinggi tiap ulangan sehingga wajar jika mendapat nilai 10 dalam UN.

Saat ini kata Sri Rezeki lagi, Widya Rizka sudah diterima di SMAN 10 Samarinda melalui jalur khusus atau tanpa tes karena nilainya memang tinggi. Hal itulah yang menbuat dia bangga mempunyai siswa seperti Widya karena mampu mengangkat citra sekolah.



Nilai Sempurna

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim H Musyahrim, total di 10 kabupaten dan kota di Provinsi Kaltim pada 2014 terdapat 109 peserta UN SMP/MTs yang mendapat nilai sempurna atau nilai 10 sehingga diharapkan kemampuan itu terus meningkat pada jenjang sekolah lebih tinggi.

Sebanyak 109 peserta UN SMP tahun ajaran 2013/2014 yang mendapat nilai sempurna itu adalah untuk mata uji Bahasa Indonesia terdapat 10 siswa, Bahasa Inggris terdapat 23 siswa, mata uji Matematika terdapat 59 siswa, dan untuk mata uji IPA tedapat 17 siswa yang mendapat nilai 10.

Nilai sempurna yang diraih para siswa SMP itu diyakini bukan merupakan hasil kecurangan maupun hasil menyontek karena untuk bisa menyontek merupakan hal yang sulit bisa dilakukan.

Menurut dia, dalam satu ruang UN hanya ada 20 peserta, kemudian setiap meja hanya ada satu peserta. Di sisi lain, dalam satu ruang tersebut jenis soalnya ada 20 macam atau terdapat perbedaan antara siswa satu dengan siswa lain sehingga tidak mungkin menyontek.

"Bagaimana bisa menyontek, untuk soal nomor 1 saja antara siswa yang satu dengan siswa lainnya dalam satu ruang berbeda, begitu pula dengan soal-soal di nomor berikutnya, kalau ada yang menyontek berarti salah karena soalnya berbeda," katanya.

Menurut dia, banyaknya siswa Kaltim yang mendapat nilai sempurna tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di provinsi itu sudah merata berkat berbagai program yang digulirkan selama ini, baik berupa beasiswa, peningkatan kapasitas guru, maupun program lainnya.

Dia juga mengatakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dalam satu sekolah tergantung pada kualitas guru. Sedangkan banyaknya siswa Kaltim yang mendapat nilai 10 tersebut merupakan bukti bahwa para guru di Kaltim baik yang berada di perkotaan maupun di daerah pinggiran tingkat kualitas SDM-nya sudah meningkat.

Satu hal lagi yang membuat dia yakin bahwa tingkat pendidikan di Kaltim sudah merata adalah banyaknya siswa dari kawasan perdesaan dan daerah terpencil yang mendapat nilai sempurna dalam UN SMP kali ini.

Sejumlah siswa perdesaan yang mendapat nilai sempurna tersebut antara lain, untuk mata uji Bahasa Indonesia diraih oleh Senius Bondung, Ayutriastuti, dan Stefhani Hangin dari SMP Negeri 43 Kecamatan Sendawar, Kabupaten Kutai Barat.

Kemudian nilai 10 untuk mata uji Matematika yang diraih oleh Widya Rizka Augusty dari SMP Negeri 1 Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Achmad Rosyid dari SMP Negeri 3 Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Selanjutnya nilai 10 untuk mata uji IPA diraih oleh Hesti Maharani Dwi Rahayu dan Rangga Putra Firmansyah dari SMP Negeri 2 kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, serta Ahmad Rizqi dari SMPN 5 Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Selain itu, terdapat pula 10 sekolah peraih nilai tertinggi yang bukan hanya berasal dari sekolah di perkotaan, tetapi juga di perdesaan. Bahkan nilai tertinggi pertamajustru dari desa, yakni dari SMP N 19 Sendawar dengan nilai rata-rata 8,48 untuk Bahasa Indonesia, 8,29 untuk Bahasa Inggris, 8,12 untuk Matematika, dan 8,66 untuk IPA.

Kemudian di jenjang MTs, peraih nilai tertinggi juga dari sekolah di perdesaan, yakni oleh MTs Miftahul Ulum Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara dengan nilai rata-rata 7,86 untuk Bahasa Indonsia, 7,91 untuk Bahasa Inggris, 7,80 untuk IPA, dan 8,53 untuk matematika.



100 Persen Lulus

Tingkat klulusan peserta UN SMP/MTs di Kaltim pada tahun ajaran 2013/2014 mencapai 99,98 persen, yakni dari peserta UN yang terdaftar sebanyak 48.558 siswa, hanya terdapat sembilan siswa yang tidak lulus karena memang tidak hadir saat UN.

"Satu hal yang perlu digarisbawahi, bahwa sembilan anak yang tidak lulus itu adalah mereka yang tidak mengikuti UN padahal sudah terdaftar, jadi boleh dibilang tingkat kelulusan SMP di Kaltim mencapai 100 persen," kata Musyahrim.

Apabila dibandingkan dengan hasil kelulusan di tahun sebelumnya kata Musyahrim, maka capaian kali ini jauh lebih tinggi karena pada tahun lalu (tahun ajaran 2012/2013) terdapat 293 siswa SMP/MTS di Kaltim dan Kaltara yang tidak lulus.

Rincian peserta UN jenjang SMP pada tahun ajaran 2012/2013 adalah 54.635 siswa, jumlah peserta yang lulus sebanyak 54.342 orang atau 99,46 persen, sedangkan tahun ajaran 2013/2014 ini hanya sembilan siswa yang tidak lulus, yakni delapan siswa SMP dan satu siswa MTs.

Menurut dia, tingkat pendidikan di Kaltim sudah merata hingga ke desa-desa, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sejumlah siswa SMP di kawasan perdesaan yang mendapat nilai sempurna atau nilai 10.

Di antara siswa perdesaan dan daerah pinggiran yang mendapat nilai sempurna itu adalah untuk mata uji Bahasa Indonesia yang diraih Senius Bondung, Ayutriastuti, dan Stefhani Hangin dari SMP Negeri 43 Kecamatan Sendawar, Kabupaten Kutai Barat.

Kemudian nilai 10 untuk mata uji Matematika yang diraih oleh Widya Rizka Augusty dari SMP Negeri 1 Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Achmad Rosyid dari SMP Negeri 3 Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Selanjutnya nilai 10 untuk mata uji IPA diraih oleh Hesti Maharani Dwi R dan Rangga Putra Firmansyah dari SMP Negeri 2 kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur.

Dikatakan Musyahrim, pemerataan pendidikan ini merupakan hasil dari perhatian pendidikan yang ditunjukkan Pemprov Kaltim sejak enam tahun lalu atau pada 2009, di antaranya melalui Beasiswa Kaltim Cemerlang, pemberian Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda), dan program lain untuk meningkatkan mutu pendidikan.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014