Meski kilang sedang dalam proses pemeliharaan dan diintegrasikan dengan kilang baru untuk peningkatan kapasitas produksi (Turn Around/TA Revamp), Kilang Balikpapan punya cukup stok untuk kebutuhan bahan bakar minyak hingga dua bulan ke depan terhitung sejak 15 Februari lampau.
“Suplai kami ke Pertamina Patra Niaga tetap terpenuhi, juga untuk masa Ramadan sekarang dan Lebaran nanti,” kata Humas PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Balikpapan Dody Yapsenang, Sabtu.
Dody menambahkan, bahwa kemajuan pekerjaan TA Revamp juga sesuai target dan sudah lebih dari 50 persen. Pada pertengahan April mendatang diharapkan TA Revamp sudah selesai dan kilang mulai beroperasi kembali seperti biasa.
Proyek pembuatan kilang baru dan peningkatan serta pembaharuan peralatan dan teknologi pada kilang lama di kilang Pertamina Balikpapan ini menjadi bagian penting dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau proyek peningkatan kapasitas kilang Pertamina.
Pada Kilang Balikpapan ini kemampuan pengolahan atau produksinya akan mencapai 360.000 barel minyak per hari dari sebelumnya 260.000 barel per hari. Kualitas bahan bakar yang dihasilkan juga akan meningkat, dari setara Euro2 menjadi Euro5 atau lebih ramah lingkungan.
Pada kesempatan yang sama Humas PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra memaparkan bahwa kebutuhan bahan bakar minyak dan gas Kaltim dipasok dari Integrated Terminal (IT, terminal terpadu) di Balikpapan, Fuel Terminal (terminal BBM) Samarinda, dan terminal dengan pengelolaan bersama di Berau—yang oleh Pertamina diistilahkan sebagai JOB (joint operation/bersama Berau, Jobber).
Dari ketiga terminal tersebut disalurkan BBM, juga bahan bakar penerbangan atau avtur, serta gas LPG. BBM dan LPG didistribusikan ke 169 unit pompa bensin atau SPBU, 108 unit Pertashop, dan lebih dari 3.100 pangkalan LPG serta 2 AFT di Kalimantan Timur.
Pertamina juga menjamin ketersediaan stok atas seluruh bahan bakar tersebut.
Menurut Arya, stok IT Balikpapan, FT Samarinda dan Jobber Berau memiliki ketahanan stok Pertalite antara 8–12 hari akumulatif. Pertamax tahan untuk 14–18 hari, solar sekitar 5–8 hari dan LPG sekitar 6–8 hari. Untuk ketahanan bahan bakar pesawat udara yaitu avtur di Aviation Fuel Terminal (AFT) Sepinggan Grup (termasuk di dalamnya, AFT APT Pranoto Samarinda dan AFT Kalimarau, Berau, memiliki ketahanan stok hingga 6–14 hari akumulatif.
“Ketahanan stok ini tentu akan terus bertambah karena terus ada penambahan stok melalui produksi kilang dan pengiriman dengan kapal tanker (ship to ship),” jelas Arya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024