Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pembangunan sisi laut Pelabuhan Internasional Maloy di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat kucuran APBN sebesar Rp50 miliar untuk pekerjaan penambahan pemancangan dan trestle tahun 2014.

"Pada 2015 juga akan ada dana dari APBN untuk pekerjaan lanjutan sisi laut di Pelabuhan Internasional Maloy dengan nilai Rp95 miliar, sebelumnya telah dibangun trestle sepanjang 300 meter yang dananya juga dari APBN," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim Zairin Zain di Samarinda, Selasa.

Zairin yang didampingi Kepala Bidang Angkutan Laut Muhammad Rijali melanjutkan bahwa pembangunan sisi laut dilakukan karena untuk sisi daratnya telah tuntas 100 persen yang dibangun dengan menggunakan anggaran dari APBD Kaltim.

Seperti pada 2013 dilakukan pembangunan sisi darat Maloy sebesar Rp26 miliar yang dikucurkan oleh Pemprov Kaltim.

Dana sebesar itu adalah untuk pembangunan gedung kantor, gedung pemadam kebakaran, pembangunan masjid, pembangunan pos jaga, pekerjaan elektrik, mekanik, civil dan landscape, urugan, pekerjaan jalan dan landscape.

Dikatakan, pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy menjadi salah satu prioritas karena untuk mendukung kawasan industri sawit dan turunannya, perkebunan sawit di Kabupaten Kutai Timur maupun seluruh perkebunan di Provinsi Kaltim.

Selain itu, pelabuhan tersebut juga masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sehingga masuk dalam program pengembangan pemerintah pusat.

Terkait dengan itu, maka KIPI Maloy merupakan salah satu proyek yang akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 18 Juni mendatang bersamaan puluhan lain yang turut diresmikan dan diletakkan batu pertama. Peresmian dilakukan bersamaan dengan rencana presiden membuka gelar Teknolohi Tepat Guna (TTG-N) di Kaltim.

Pelabuhan tersebut akan terkoneksi dengan berbagai kegiatan industri sehingga daerah itu akan menjadi Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy Kutai Timur.

KIPI Maloy dipersiapkan menjadi pusat pengolahan hasil kelapa sawit, yakni crude palm oil (CPO) dan produk turunannya seperti minyak goreng, kosmetik, mentega, pakan ternak, es krim, sabun, tekstil, dan lainnya.

KIPI Maloy memiliki dua konsep pembangunan, pertama adalah membangun klaster industri oleochemical dan pengolahan hasil tambang berskala internasional, yakni untuk meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menciptakan peluang bisnis baru.

Kedua adalah menyediakan kawasan industri yang berdaya saing tinggi dengan dukungan insentif dan berbagai kemudahan.

Dalam Maloy terbagi tiga zona, yakni Zona KIPI, Zona Batuta Chemical, dan Trans Kalimantan Economiz Zone (TKEZ).

Untuk KIPI lebih fokus terhadap industri hilir perkebunan sawit. Zona Batuta Chemical berkonsentrasi pada pembangunan pabrik amonium nitrat berkapasitas 90 ribu ton per tahun, sedangkan KTEZ untuk mengolah industri hilir batubara. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014