Nunukan (ANTARA Kaltim) - Tokoh masyarakat Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Abdul Rasyid mengkhawatirkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air bagi sebagian warga semakin menurun akibat ketergantungan ekonomi.

"Kami sangat khawatirkan kalau tidak dilakukan pemekaran secepatnya rasa nasioanlisme masyarakat semakin berkurang," katanya di Sebatik, Nunukan, Sabtu.

Ia mengatakan, pihaknya khawatir rasa nasionalisme dapat semakin menyusut karena ketergantungan ekonomi masyarakat pada negara tetangga Malaysia yang telah berlangsung puluhan tahun ini.

Tokoh masyarakat yang terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Nunukan pada pemilu 2014 ini mengungkapkan, sekitar 70 persen kebutuhan masyarakat Pulau Sebatik diperoleh dari Tawau Malaysia dan hal ini dapat mengurangi rasa nasionalisme masyarakat.

Oleh karena tokoh masyarakat Pulau Sebatik yang rumahnya hanya berjarak 300 meter dari tapal batas Indonesia dengan Malaysia mengharapkan adanya perhatian serius dari pemerintah agar pemekaran masyarakat di pulau itu menjadi daerah otonum baru (DOB) dapat dipercepat.

"Nasioanlisme masyarakat di Pulau Sebatik ini akan semakin berkurang karena menganggap kebutuhannya sangat bergantung dari Malaysian" kata politisi Partai Gerindra ini.

Ia menilai jiwa patriotisme masyarakat di pulau itu terkesan tidak cinta kepada tanah airnya sendiri (Indonesia) akibat lebih peduli terhadap kehidupannya yang diperoleh dari Malaysia setiap hari.

Abdul Rasyid mengaku mulai mengamati sikap-sikap apatis masyarakat di wilayah perbatasan tersebut terhadap nasionalisme dengan alasan sibuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya yang diperoleh dari negara tetangga, Malaysia.

Pulau Sebatik terbagi dua dengan Malaysia dimana bagian selatan wilayah Indonesia dan bagian utara wilayah Malaysia.   (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014