Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Akmal Malik mengembangkan lumbung pangan di daerah melalui berbagai program transformasi bidang pertanian.
Menurut Akmal Malik, perlu ada keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan pengembangan lumbung-lumbung pertanian.
Alasannya, meski Kaltim dikenal kaya sumber daya alam mineral, di masa depan kebutuhan pangan penduduk Kaltim dan IKN (Ibu Kota Nusantara) dipastikan semakin besar.
“Kita ingin mendorong transformasi agraris. Bonus sumber daya mineral ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena sampai mati pun orang tidak akan pernah makan batu bara. Kita tetap makan nasi yang berasal dari beras,” kata Pj Gubernur Akmal Malik di Samarinda, Rabu.
Karena itu, Kaltim harus bisa menggerakkan secara berimbang eksploitasi sumber daya alam dan pengembangan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan masa depan.
“Berdosa kita kepada anak cucu, kalau tidak bisa menyiapkan ini,” tegas Akmal.
Untuk lokasi pengembangan lumbung pangan dimaksud, Akmal menyebut tak harus berada di Kota Samarinda.
“Lokasinya ini yang harus segera kita cari. Bukan harus di Samarinda, Kutai luas kok. Bisa juga di Berau atau di Penajam Paser Utara dan Paser,” kata Akmal.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan Kaltim di masa depan, lumbung pangan dimaksudkan juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan IKN.
Hingga September 2023, informasi dari Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim tercatat jumlah produksi padi mencapai 178.662 ton dengan hasil beras sebanyak 115.362 ton.
Produksi tertinggi berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 43.432 ton, PPU 19.945 ton, Berau 16.452 ton, Kutai Barat 5.826 ton, Paser 5.792 ton, Kutai Timur 8.676 ton, Mahakam Ulu 4.742 ton, Samarinda 3.429 ton, Balikpapan 100 ton dan Bontang 65 ton.
Total luas tanam di Kaltim 33.952 hektare dan total luas panen 48.418 hektare. Luasan panen tertinggi ada di Kutai Kartanegara 18.581 hektare dan luas terendah di Kota Bontang 24 hektare.
Secara umum daerah sentra produksi tanaman pangan berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara dan Paser untuk padi dan Berau dengan sentra jagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
Menurut Akmal Malik, perlu ada keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan pengembangan lumbung-lumbung pertanian.
Alasannya, meski Kaltim dikenal kaya sumber daya alam mineral, di masa depan kebutuhan pangan penduduk Kaltim dan IKN (Ibu Kota Nusantara) dipastikan semakin besar.
“Kita ingin mendorong transformasi agraris. Bonus sumber daya mineral ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena sampai mati pun orang tidak akan pernah makan batu bara. Kita tetap makan nasi yang berasal dari beras,” kata Pj Gubernur Akmal Malik di Samarinda, Rabu.
Karena itu, Kaltim harus bisa menggerakkan secara berimbang eksploitasi sumber daya alam dan pengembangan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan masa depan.
“Berdosa kita kepada anak cucu, kalau tidak bisa menyiapkan ini,” tegas Akmal.
Untuk lokasi pengembangan lumbung pangan dimaksud, Akmal menyebut tak harus berada di Kota Samarinda.
“Lokasinya ini yang harus segera kita cari. Bukan harus di Samarinda, Kutai luas kok. Bisa juga di Berau atau di Penajam Paser Utara dan Paser,” kata Akmal.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan Kaltim di masa depan, lumbung pangan dimaksudkan juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan IKN.
Hingga September 2023, informasi dari Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim tercatat jumlah produksi padi mencapai 178.662 ton dengan hasil beras sebanyak 115.362 ton.
Produksi tertinggi berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 43.432 ton, PPU 19.945 ton, Berau 16.452 ton, Kutai Barat 5.826 ton, Paser 5.792 ton, Kutai Timur 8.676 ton, Mahakam Ulu 4.742 ton, Samarinda 3.429 ton, Balikpapan 100 ton dan Bontang 65 ton.
Total luas tanam di Kaltim 33.952 hektare dan total luas panen 48.418 hektare. Luasan panen tertinggi ada di Kutai Kartanegara 18.581 hektare dan luas terendah di Kota Bontang 24 hektare.
Secara umum daerah sentra produksi tanaman pangan berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara dan Paser untuk padi dan Berau dengan sentra jagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023