Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, meluncurkan Program Mangrove Sahabat Tambak Lestari (Mesti), demi pembangunan ekonomi berkelanjutan dari subsektor perikanan, terutama bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari tambak udang.

"Program mesti bertujuan untuk melindungi mangrove dan meningkatkan penghidupan masyarakat pesisir. Ini merupakan tanggung jawab bersama untuk melestarikan dan melindungi mangrove," kata Bupati Berau Sri Juniarsih Mas dalam peluncuran itu di Berau, Rabu.

Program Mesti diterapkan untuk tiga kampung di Berau yakni Kanpung Kampung Pegat Batumbuk, Tabalar Muara, dan di Kampung Suaran.

Budi daya udang adalah sumber penghidupan utama bagi masyarakat di tiga kampung tersebut, juga merupakan wilayah dengan hutan mangrove terluas di Kalimantan Timur.

Berkembangnya budi daya tambak udang di wilayah ini perlu diikuti dengan adanya praktik yang berkelanjutan, sehingga produktivitas udang juga terus dapat diandalkan tiap musim panen.

Menurut Sri, hutan mangrove berfungsi sebagai habitat bagi keanekaragaman hayati yang unik dan beragam ikan. Budi daya udang di Berau umumnya memanfaatkan lahan mangrove untuk dijadikan tambak.

"Namun, praktik ini tentu dapat menurunkan kualitas air yang dampak berikutnya adalah menurunkan hasil panen, lantas petani udang membuka lahan lebih luas lagi dengan harapan hasil panen juga besar, sehingga Program Mesti hadir untuk mengubah praktik ini," katanya.

Program Mesti ini digagas oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dengan dukungan Chevron melalui metode akuakultur berkelanjutan, yakni Shrimp-Carbon Aquaculture (SECURE).

Pendekatan ini bertujuan meningkatkan ketahanan pesisir dengan merestorasi ekosistem mangrove hingga 80 persen dari total area tambak, kemudian mengoptimalkan area yang tersisa untuk praktik budi daya tambak udang berkelanjutan.

"Pendekatan ini juga mampu memberikan produktivitas yang optimal. Ini solusi yang saling menguntungkan,” ujar Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto.

Melalui metode ini, petani tambak dapat menggunakan lahan yang lebih kecil, namun mendapat hasil yang minimal sama dengan menggunakan lahan luas. Bahkan mangrove di sisa lahan tambak pun dapat tumbuh kembali secara alami,” ujar Herlina.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023