Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengatakan semua pihak terkait mulai provinsi hingga tingkat desa bersama masyarakat memiliki komitmen tinggi menjaga hutan tetap lestari, terbukti dengan telah menerima dana kompensasi emisi karbon dari Bank Dunia.
"Dampak dari komitmen ini kemudian di tahun 2022 mendapat kompensasi dari Bank Dunia senilai 20,9 juta dolar AS, dari total Bank Dunia akan membayar 110 juta dolar AS," kata Gubernur Isran di Samarinda, Jumat.
Komitmen menjaga hutan tetap lestari ini bahkan dikuatkan melalui visi misi Pemprov Kaltim yang salah satunya berdaulat dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Hal itu diimplementasikan dengan mengelola sumber daya alam berkelanjutan yang dampaknya sangat luas baik dari sisi ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lainnya.
Dari sisi kesehatan, lanjutnya, seperti dapat menghasilkan udara sejuk dan bersih. Dari sisi pendidikan bisa menjadi sarana edukasi pengenalan lingkungan dan tempat penelitian. Kemudian dari sisi ekonomi, karena hutan memang menjadi mata pencaharian penduduk baik tempat berburu, mencari rotan, bahkan hingga kompensasi pembayaran karbon.
Sehari sebelumnya, saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Gubernur Isran Noor mengaku salut atas komitmen warga setempat, termasuk warga di Kecamatan Wahau dan Telen yang tetap menjaga kelestarian alam.
Bagi masyarakat yang berkomitmen menjaga hutan tetap lestari, maka akan memperoleh kegiatan yang anggarannya dari Bank Dunia tersebut, baik kegiatan berupa rehabilitasi lingkungan maupun kegiatan lain yang masih berkaitan dengan pelestarian hutan.
Komitmen Pemprov Kaltim dalam pembangunan hijau untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, katanya, dibangun bukan baru-baru ini saja, tapi dilakukan sejak tahun 2010 melalui Program Kaltim Green.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Dampak dari komitmen ini kemudian di tahun 2022 mendapat kompensasi dari Bank Dunia senilai 20,9 juta dolar AS, dari total Bank Dunia akan membayar 110 juta dolar AS," kata Gubernur Isran di Samarinda, Jumat.
Komitmen menjaga hutan tetap lestari ini bahkan dikuatkan melalui visi misi Pemprov Kaltim yang salah satunya berdaulat dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Hal itu diimplementasikan dengan mengelola sumber daya alam berkelanjutan yang dampaknya sangat luas baik dari sisi ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lainnya.
Dari sisi kesehatan, lanjutnya, seperti dapat menghasilkan udara sejuk dan bersih. Dari sisi pendidikan bisa menjadi sarana edukasi pengenalan lingkungan dan tempat penelitian. Kemudian dari sisi ekonomi, karena hutan memang menjadi mata pencaharian penduduk baik tempat berburu, mencari rotan, bahkan hingga kompensasi pembayaran karbon.
Sehari sebelumnya, saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Gubernur Isran Noor mengaku salut atas komitmen warga setempat, termasuk warga di Kecamatan Wahau dan Telen yang tetap menjaga kelestarian alam.
Bagi masyarakat yang berkomitmen menjaga hutan tetap lestari, maka akan memperoleh kegiatan yang anggarannya dari Bank Dunia tersebut, baik kegiatan berupa rehabilitasi lingkungan maupun kegiatan lain yang masih berkaitan dengan pelestarian hutan.
Komitmen Pemprov Kaltim dalam pembangunan hijau untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, katanya, dibangun bukan baru-baru ini saja, tapi dilakukan sejak tahun 2010 melalui Program Kaltim Green.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023