Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyarankan agar Polri menempatkan Tribrata Putra, anak Ferdy Sambo, bertugas melayani masyarakat di wilayah Jambi sebagai perpanjangan tangan orang tuanya yang sempat meminta maaf kepada orang tua Almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
"Sangat elok jika Polri mempertimbangkan untuk menugaskan anak FS (Ferdy Sambo) agar bisa melayani masyarakat di wilayah tempat keluarga mendiang Josua," kata Reza dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurut Reza, dengan penempatan Tribrata Putra di wilayah Jambi dimungkinkan terjadi "restorative justice" yang hakiki.
"Siapa tahu 'restorative justice' yang hakiki akan berlangsung di situ, yaitu anak FS menjadi perpanjangan tangan orang tuanya yang sempat meminta maaf kepada keluarga mendiang Josua," katanya.
Terkait anak ketiga mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo itu diterima sebagai anggota Polri Tahun 2023, Reza teringat akan peran Seto Mulyadi atau Kak Seto saat memberikan pendampingan kepada putra dan putri Ferdy Sambo.
"Saya teringat dulu ketika Kak Seto mengimbau publik agar jangan menghujat anak-anak Ferdy Sambo," kata Reza.
Baca juga: Pengamat: Polri harus transparan usut kasus polisi tembak polisi
Baca juga: Pengamat: Polri harus transparan usut kasus polisi tembak polisi
Reza mengingatkan publik apa yang disampaikan Kak Seto kala itu bahwa anak-anak tak terkecuali anak Ferdy Sambo dan Putri Chandrawathi berhak dilindungi dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
"Saya juga menerima kabar, Kak Seto dan kawan-kawan ke Mako Brimob dan Magelang," kata Reza.
Reza menyampaikan kemampuan anak Ferdy Sambo beradaptasi dalam situasi sulit (resiliensi) dihasilkan dari keberpihakan Kak Seto kepada anak-anak.
Menurut Reza, anak Ferdy Sambo kemudian bisa melalui tahap seleksi Akpol yang sangat ketat dan berat. Hal ini membuktikan bahwa anak Ferdy Sambo tetap mampu bertahan di tengah situasi sulit.
"Dalam bahasa psikologi, anak FS punya daya lenting dalam situasi kritis," ujarnya.
Reza menyampaikan kemampuan anak Ferdy Sambo beradaptasi dalam situasi sulit (resiliensi) dihasilkan dari keberpihakan Kak Seto kepada anak-anak.
"Tak terkecuali anak-anak FS. Berkat kepedulian yang Kak Seto berikan, anak-anak tetap mampu beradaptasi bahkan berprestasi," katanya.
Reza berharap bagaimana kemudian anak Ferdy Sambo punya kesungguhan hati untuk "membayar" jasa Kak Seto dengan menjadi Polisi Sahabat Anak (Polsana).
Baca juga: Lima polisi anggota Polda Kaltim positif pakai methamphetamine
Baca juga: Lima polisi anggota Polda Kaltim positif pakai methamphetamine
Hal ini, katanya, sesuai dengan salah satu kampanye Kak Seto dan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), yaitu Polsana.
Di sisi lain, Reza menyoroti kemungkinan jika putra Ferdy Sambo bertemu dengan Bharada Richard Eliezer yang masih menjadi anggota Polisi, maka apa yang terjadi.
Di atas kertas, kata dia, Tribrata Putra berpangkat lebih tinggi dari Bharada Eliezer.
"Saya bertanya-tanya, kelak jika bertemu Richard Eliezer, apa yang akan anak FS katakan? Toh, hitung-hitungan di atas kertas, anak FS akan selalu berpangkat lebih tinggi daripada RE. RE yang notabene dipaksa menjadi eksekutor untuk menghabisi mendiang Josua Hutabarat," ujar Reza.
Reza penasaran bagaimana dengan sikap anak Ferdy Sambo kelak selaku insan Tribrata yang bertugas melayani, melindungi, dan mengayomi keluarga mendiang Brigadir Joshua.
Baca juga: Polisi Indonesia jadi lulusan terbaik Akpol Turki
Baca juga: Polisi Indonesia jadi lulusan terbaik Akpol Turki
Terkait diterimanya putra Ferdy Sambo sebagai anggota Akpol 2023, Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Pol. Dedi Prasetyo menjawab singkat bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dan memastikan yang bersangkutan lolos sesuai dengan kapasitasnya.
"Semua miliki hak yang sama, equality," kata Dedi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023