Samarinda, 23/12 (ANTARA Kaltim) - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kaltim bersama Kepolisian Daerah (Polda) setempat terus berupaya menekan angka kecelakaan di jalan yang umumnya didominasi oleh kaum remaja atau pelajar.

“Berdasarkan data yang dilansir dari kepolisian, angka kecelakan di jalan kebanyakan disebabkan oleh remaja yang statusnya masih pelajar,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) H Musyahrim di Samarinda, Senin.

Terkait dengan itu, maka Disdik Kaltim melakukan pertemuan dengan Polda Kaltim guna membahas masalah tersebut. Pertemuan telah digelar pada 4-5 Desember di Balikpapan.

Dalam pertemuan itu, selain dihadiri jajaran Polda Kaltim, peserta juga dari Polres di 14 kabupaten dan kota, dari dinas pendidikan di masing-masing kabupaten dan kota, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan sejumlah unsur terkait seperti Dinas Perhubungan Kaltim dan tingkat II.

Musyahrim menyatakan pelajar Kaltim wajib memahami rambu lalu lintas agar kecelakaan lalu lintas yang terjadi terhadap pelajar dapat diminimalisir, terutama bagi pelajar SMA.

Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap MoU Polri dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tentang Kurikulum Pendidikan Lalu Lintas.

Monev perlu dilakukan untuk mengetahui sosialisasi dan Cerdas Cermat tentang berlalulintas dapat memberikan pemahaman kepada pelajar SMA yang selama ini telah digelar di Kaltim terhadap ketaatan pelajar dalam berlalulintas.

Pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut perjanjian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kapolri, tujuannya adalah agar pelajar SMA yang menggunakan kendaraan bermotor mematuhi rambu-rambu dan tertib berlalulintas.

Cerdas Cermat tentang Undang-Undang Lalu Lintas, katanya, sudah dilakukan kepada pelajar SMA tiap tahun, baik yang digelar mulai tingkat Provinsi Kaltim maupun hingga tingkat nasional.

“Kami yakin dari hasil sosialisasi dan cerdas cermat itu memiliki dampak positif terhadap pelajar, tetapi untuk mengetahui sejauh mana dampak tersebut belum diketahui secara pasti karena belum ada penelitian yang dilakukan,” kata Musyahrim. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013