Pembangunan infrastruktur pendukung Ibu Kota Nusantara (IKN), yakni Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sudah mencapai 88 persen lebih, sehingga ditarget mulai diisi air (impounding) pada Juni 2023.

"Bendungan ini diproyeksikan mampu menyuplai kebutuhan air baku mencapai 2.500 liter per detik, dengan rincian 2.000 liter untuk IKN dan 500 liter untuk Balikpapan," kata  Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) IV Samarinda Harya Muldianto di Samarinda, Senin.

Bendungan Sepaku Semoi dibangun melalui skema kontrak tahun jamak 2020-2023 senilai Rp556 miliar, dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya - PT Sacna - PT BRP (KSO), dibangun dengan kapasitas tampung 10,6 juta m3 dan luas genangan 280 hektare.

Bendungan yang berlokasi di Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, itu mampu mereduksi banjir sebesar 55 persen dan memiliki kapasitas tampung 10 juta meter kubik dengan panjang bendungan 450 meter, sementara tipe bendungan adalah urukan tanah homogen.

Rencana awal bendungan ini dibangun adalah untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi warga Kecamatan Sepaku dan penduduk Kota Balikpapan, kemudian bendungan ini ditetapkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020, sehingga sekaligus untuk suplai kebutuhan di IKN.

Harya melanjutkan, selain Bendungan Sepaku Semoi yang terus berjalan, pihaknya juga mengerjakan sejumlah proyek lain yang masih berkaitan dengan pendayagunaan sumber daya air, seperti Intake Sungai Sepaku, rencana Bendungan Batu Lepek, termasuk pekerjaan drainase pada Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Menurutnya, Intake Sungai Sepaku berkapasitas 3.000 liter per detik, dikerjakan mulai Oktober 2021 sampai April 2023, didesain dengan konsep bendung gerak (obermeyer), memiliki lebar bendung 117,2 meter, dan tinggi bendung 2,3 meter.

Ia mengakui bahwa pada Januari 2023 ada keterlambatan pekerjaan pada Bendungan Sepaku Semoi, hal ini terjadi karena keterlambatan material batu dari Palu dari Sulawesi di kisaran September - November 2022, akibat cuaca buruk di laut sehingga kapal tidak berani berlayar.

"Seandainya waktu itu kapal berani berlayar pun, tetap tidak bisa mengangkut material yang kami pesan, karena saat itu mereka lebih memilih mengangkut batu bara, selain harga angkutan batu bara lebih baik juga tidak merusak lantai tongkang, sedangkan batu yang kami pesan sangat keras yang berpotensi merusak lantai tongkang, tapi itu semua sudah bisa diatasi," kata Harya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fisik Bendungan Sepaku Semoi mencapai 88 persen

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023