Kelompok pakaian dan alas kaki memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Februari 2023, yakni sebesar 0,71 persen dari total inflasi Kaltim yang sebesar 0,11 persen.
"Andil terbesar kedua adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,39 persen, disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,38 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Rabu.
Selanjutnya adalah kelompok pendidikan terjadi inflasi 0,26 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,04 persen.
Sementara itu, kelompok yang mengalami penurunan harga (deflasi) adalah kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami penurunan 0,18 persen, kemudian kelompok transportasi terjadi penurunan 0,17 persen.
Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami penurunan harga hingga minus 0,04 persen, sementara untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan masih stabil.
Ia menjelaskan, Provinsi Kaltim pada Februari yang mengalami inflasi 0,11 persen tersebut berasal dari dua kota yang ditetapkan menjadi patokan indeks harga konsumen (IHK), yakni Samarinda dan Balikpapan, yakni dengan rincian di Samarinda terjadi deflasi 0,04 persen dan di Balikpapan terjadi inflasi 0,31 persen.
Pada Februari 2023, inflasi tahun kalender Kota Samarinda sebesar 0,40 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 4,91 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender untuk Kota Balikpapan pada Februari sebesar 0,73 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 5,96 persen.
Ia juga mengatakan, pada Februari 2023 komponen energi di Kota Balikpapan mengalami deflasi 0,52 persen dengan IHK sebesar 116,30, sementara di Samarinda mengalami deflasi 0,08 persen dengan IHK 112,57.
Sedangkan untuk komponen bahan makanan pada Februari 2023, di Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan IHK 118,51, sementara di Samarinda mengalami deflasi sebesar 0,54 persen dengan IHK sebesar 116,64.
IHK, katanya, merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga baik inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen.
"Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga," ujar Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Andil terbesar kedua adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,39 persen, disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,38 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Rabu.
Selanjutnya adalah kelompok pendidikan terjadi inflasi 0,26 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,04 persen.
Sementara itu, kelompok yang mengalami penurunan harga (deflasi) adalah kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami penurunan 0,18 persen, kemudian kelompok transportasi terjadi penurunan 0,17 persen.
Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami penurunan harga hingga minus 0,04 persen, sementara untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan masih stabil.
Ia menjelaskan, Provinsi Kaltim pada Februari yang mengalami inflasi 0,11 persen tersebut berasal dari dua kota yang ditetapkan menjadi patokan indeks harga konsumen (IHK), yakni Samarinda dan Balikpapan, yakni dengan rincian di Samarinda terjadi deflasi 0,04 persen dan di Balikpapan terjadi inflasi 0,31 persen.
Pada Februari 2023, inflasi tahun kalender Kota Samarinda sebesar 0,40 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 4,91 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender untuk Kota Balikpapan pada Februari sebesar 0,73 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 5,96 persen.
Ia juga mengatakan, pada Februari 2023 komponen energi di Kota Balikpapan mengalami deflasi 0,52 persen dengan IHK sebesar 116,30, sementara di Samarinda mengalami deflasi 0,08 persen dengan IHK 112,57.
Sedangkan untuk komponen bahan makanan pada Februari 2023, di Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan IHK 118,51, sementara di Samarinda mengalami deflasi sebesar 0,54 persen dengan IHK sebesar 116,64.
IHK, katanya, merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga baik inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen.
"Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga," ujar Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023