Sangatta (ANTARA Kaltim)- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Dr Aisyah MKes mengatakan pihaknya akan membangun Rumah Sakit Pratama senilai Rp15 miliar hingga Rp20 miliar.
"Kami telah menyiapkan lahan seluas 1 hektare untuk lokasi pembangunan rumah sakit tersebut di wilayah pesisir Sangkulirang," katanya di Sangatta, Rabut.
Ia mengatakan, lahannya sudah disiapkan 1 hektare dan biaya pembangunannya diperkirakan membutuhkan Rp15 miliar hingga Rp20 miliar. Rumah sakit yang akan dibangun itu berkapasitas 62 tempat tidur untuk rawat inap.
Menurut dia, pembangunan Rumah sakit Pratama diwilayah pesisir Sangkulirang akan menghabiskan dana cukup besar, sehingga diharapkan adan subsidi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
"Jadi kita mengharapkan selain dana APBD Kutai Timur kita mengharaapkan ada juga subsidi dari APBD Provinsi Kaltim," katanya.
Dia mengatakan, rencana pembangunan Rumah Sakit Pratama ini sekaligus untuk menghadapi Program Badan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) yang akan diberlakukan mulai Januari 2014.
"Kami dapat memastikan dengan berlakunya BPJS mulai Januari 2014 dengan kapasitas 50-60 tempat tidur rawat inap karena kemampuan Puskesmas yang ada saat ini hanya memiliki 20 tempat tidur rawat inap.
Dia mengatakan, rumah sakit tersebut nantinya akan melayani pasien di sekitar kecamatan Sangkulirang, Bengalon, Sandaran, Kaubun, Karangan dan Kaliorang, dalam rangka mengantisipasi pelaksanaan Jaminan Sosial Kesehatan yang dimulai diberlakukan Januari 2014.
Menurut Aisyah, program Jaminan Sosial Kesehatan telah mulai disosialisasikan kepada masyarakat, yang selama ini berlaku seperti Jamkesmas dan surat keterangan tidak mampu (SKTM) tidak akan ada lagi, tapi diganti dengan BPJS dari pusat.
"BPJS ini berlaku bagi semua masyarakat. kecuali, yang mau mendapatkan jaminan lebih, silakan masuk ke kelas lebih baik, dan bayar lebih," katanya.
Terkait dengan pelayanan, Aisyah mengatakan, untuk sementara BPJS masih kerja sama dengan Puskesmas dan rumah sakit pemerintah. Namun tidak menutup kemunggkinan juga akan kerja sama dengan rumah sakit swasta, kalau memenuhi syarat, dan mau kerja sama.
Dia mengatakan, syarat utama untuk kerja sama tentu rumah sakit tersebut memiliki laboratorium.
"Masih kerja sama dengan RSUD, bisa dengan swasta, tapi harus memiliki laboratorium, kata Dr Aisyah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Kami telah menyiapkan lahan seluas 1 hektare untuk lokasi pembangunan rumah sakit tersebut di wilayah pesisir Sangkulirang," katanya di Sangatta, Rabut.
Ia mengatakan, lahannya sudah disiapkan 1 hektare dan biaya pembangunannya diperkirakan membutuhkan Rp15 miliar hingga Rp20 miliar. Rumah sakit yang akan dibangun itu berkapasitas 62 tempat tidur untuk rawat inap.
Menurut dia, pembangunan Rumah sakit Pratama diwilayah pesisir Sangkulirang akan menghabiskan dana cukup besar, sehingga diharapkan adan subsidi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
"Jadi kita mengharapkan selain dana APBD Kutai Timur kita mengharaapkan ada juga subsidi dari APBD Provinsi Kaltim," katanya.
Dia mengatakan, rencana pembangunan Rumah Sakit Pratama ini sekaligus untuk menghadapi Program Badan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) yang akan diberlakukan mulai Januari 2014.
"Kami dapat memastikan dengan berlakunya BPJS mulai Januari 2014 dengan kapasitas 50-60 tempat tidur rawat inap karena kemampuan Puskesmas yang ada saat ini hanya memiliki 20 tempat tidur rawat inap.
Dia mengatakan, rumah sakit tersebut nantinya akan melayani pasien di sekitar kecamatan Sangkulirang, Bengalon, Sandaran, Kaubun, Karangan dan Kaliorang, dalam rangka mengantisipasi pelaksanaan Jaminan Sosial Kesehatan yang dimulai diberlakukan Januari 2014.
Menurut Aisyah, program Jaminan Sosial Kesehatan telah mulai disosialisasikan kepada masyarakat, yang selama ini berlaku seperti Jamkesmas dan surat keterangan tidak mampu (SKTM) tidak akan ada lagi, tapi diganti dengan BPJS dari pusat.
"BPJS ini berlaku bagi semua masyarakat. kecuali, yang mau mendapatkan jaminan lebih, silakan masuk ke kelas lebih baik, dan bayar lebih," katanya.
Terkait dengan pelayanan, Aisyah mengatakan, untuk sementara BPJS masih kerja sama dengan Puskesmas dan rumah sakit pemerintah. Namun tidak menutup kemunggkinan juga akan kerja sama dengan rumah sakit swasta, kalau memenuhi syarat, dan mau kerja sama.
Dia mengatakan, syarat utama untuk kerja sama tentu rumah sakit tersebut memiliki laboratorium.
"Masih kerja sama dengan RSUD, bisa dengan swasta, tapi harus memiliki laboratorium, kata Dr Aisyah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013