Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) telah menerima distribusi vaksin jembrana dari Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 900 dosis untuk 900 ekor sapi guna menghindari penularan penyakit jembrana.
"Penyakit jembrana pada sapi disebabkan oleh infeksi akut yang bisa menyebabkan kematian, sehingga harus diantisipasi sebelum sapi di sini tertular agar peternak tidak merugi," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Rabu.
Sebanyak 900 dosis yang telah diterima tersebut di bulan ini juga segera dilakukan vaksinasi, dilanjutkan dengan vaksin penguat atau booster pada Maret mendatang, terutama untuk kawasan yang rentan terjangkit virus jembrana, yakni di Desa Sidorejo dan sekitarnya.
Target vaksin dan booster jembrana pada sapi di PPU tahun ini sebanyak 3.700 ekor sapi, sehingga setelah menuntaskan 900 dosis di tahap awal ini, pihaknya akan melanjutkan vaksin berikutnya setelah mendapat distribusi lagi.
Vaksin perlu dilakukan karena sejumlah daerah di Indonesia sudah terserang virus yang umumnya menyerang sapi Bali tersebut, sehingga vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi penyakit tersebut, cara antisipasi yang lain adalah dengan memberikan pangan bermutu dan vitamin.
Sapi yang terserang virus jembrana biasanya mengalami demam tinggi, pembengkakan hebat pada kelenjar limfa, luka pada selaput lendir mulut, diare yang sering bercampur dengan darah, bahkan sapi kerap berkeringat dengan mengeluarkan darah, biasanya penyakit ini menyerang sapi umur 3-4 tahun.
Hal lain yang dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini adalah dengan sistem kandang terpisah, yakni memisahkan sapi yang sakit agar tidak terjadi penularan, karena virus ini bisa menular lewat lalat maupun gigitan nyamuk, kemudian memelihara sapi lama dengan sapi yang baru datang dari daerah lain.
"Pemberian vaksin secara tepat, pemberian vitamin, menjaga kualitas pakan, membersihkan kandang, penyemprotan kandang untuk mengusir serangga, dan berbagai upaya lain agar kandang tetap bersih, hal ini diharapkan mampu menghindari virus jembrana," kata Arief.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Penyakit jembrana pada sapi disebabkan oleh infeksi akut yang bisa menyebabkan kematian, sehingga harus diantisipasi sebelum sapi di sini tertular agar peternak tidak merugi," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Rabu.
Sebanyak 900 dosis yang telah diterima tersebut di bulan ini juga segera dilakukan vaksinasi, dilanjutkan dengan vaksin penguat atau booster pada Maret mendatang, terutama untuk kawasan yang rentan terjangkit virus jembrana, yakni di Desa Sidorejo dan sekitarnya.
Target vaksin dan booster jembrana pada sapi di PPU tahun ini sebanyak 3.700 ekor sapi, sehingga setelah menuntaskan 900 dosis di tahap awal ini, pihaknya akan melanjutkan vaksin berikutnya setelah mendapat distribusi lagi.
Vaksin perlu dilakukan karena sejumlah daerah di Indonesia sudah terserang virus yang umumnya menyerang sapi Bali tersebut, sehingga vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi penyakit tersebut, cara antisipasi yang lain adalah dengan memberikan pangan bermutu dan vitamin.
Sapi yang terserang virus jembrana biasanya mengalami demam tinggi, pembengkakan hebat pada kelenjar limfa, luka pada selaput lendir mulut, diare yang sering bercampur dengan darah, bahkan sapi kerap berkeringat dengan mengeluarkan darah, biasanya penyakit ini menyerang sapi umur 3-4 tahun.
Hal lain yang dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini adalah dengan sistem kandang terpisah, yakni memisahkan sapi yang sakit agar tidak terjadi penularan, karena virus ini bisa menular lewat lalat maupun gigitan nyamuk, kemudian memelihara sapi lama dengan sapi yang baru datang dari daerah lain.
"Pemberian vaksin secara tepat, pemberian vitamin, menjaga kualitas pakan, membersihkan kandang, penyemprotan kandang untuk mengusir serangga, dan berbagai upaya lain agar kandang tetap bersih, hal ini diharapkan mampu menghindari virus jembrana," kata Arief.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023