Perusahaan telekomunikasi XL Axiata mengganti base transceiver station (BTS) dari 3G menjadi 4G secara bertahap, termasuk di Kalimantan yang  memungkinkan pengiriman data, baik foto maupun video, apalagi suara dan teks, menjadi lebih cepat.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala Grup Regional XL Axiata Kalimantan Horas Lubis, dari 9.800 BTS se Kalimantan, kini sudah 5.800 unit BTS 4G LTE (long term evolution). Sisanya masih menggunakan teknologi 3G.

“Jadi sudah 60 persen lebih,” kata Lubis, Selasa. Dari jumlah 5.800 unit tersebut, sebanyak lebih dari 1.100 BTS ditambahkan pada 2022.

Rinciannya, di Kalimantan Timur XL memasang 1400 BTS, dan di Kalimantan Utara yang dulu bagian dari Kalimantan Timur, sudah ada 90 BTS. Kalimantan Selatan, yang penduduknya paling padat, dilayani 2200 BTS, Kalimantan Barat 1300 BTS, dan Kalimantan Tengah 800 BTS.

Seluruh jaringan Kalimantan di kelima provinsi itu melayani 1.800 desa dan kelurahan di 466 kecamatan dari 55 kabupaten/kota.

Termasuk juga BTS 4G, adalah BTS yang melayani masyarakat di pelosok-pelosok Kalimantan Barat yang sebelumnya tidak terjangkau jaringan akses telekomunikasi dan data. Sejak 2018, XL Axiata juga mengoperasikan jaringan USO bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (BAKTI) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Total ada 66 titik BTS USO 4G. Di Kalimantan Barat, 57 unit BTS, masing-masing di Kabupaten Ketapang 10 unit, Bengkayang 4 unit, Landak 3 unit, Kayong Utara 2 unit, Sambas 2 unit, Sintang 22 unit, Kapuas Hulu 3 unit, Melawi 3 unit dan di Sanggau 8.

Kecuali BTS di tempat-tempat terpencil, infrastruktur jaringan ini juga didukung kabel serat (fiber) optik antardaerah, di mana BTS juga terhubung dengan jalur kabel serat optik .

Menurut Lubis, proyek penyambungan BTS dengan jalur kabel serat optik diterapkan di bagi seluruh BTS. Bahkan lebih jauh, koneksi dengan jaringan serat optik ini membuat BTS harus ditingkatkan juga perangkatnya agar bisa maksimal dalam proses layanan pengantaran informasi. Dengan terkoneksi pada serat optik, perangkat yang selama ini menggunakan udara dengan memancarkan gelombang mikro, berpindah menjadi menggunakan wahana serat optik yang menjadikan proses mengantarkan informasi, yaitu suara, teks, foto, dan video, bisa lebih cepat lagi.

“Ini juga persiapan kami untuk ekosistem dan jaringan 5G (fifth generation),” kata Lubis.

Hingga saat ini, XL Axiata memiliki lebih dari 9.300 kilometer jalur fiber optik di seluruh Kalimantan. Jaringan ini juga terhubung dengan pulau Sulawesi, Lombok, Bali, Jawa, dan Sumatera.

Menurut Horas Lubis, perluasan jaringan data ke berbagai wilayah Kalimantan ini untuk mendukung percepatan pembangunan. XL Axiata, lanjut Lubis, ingin ikut berkontribusi dalam upaya pemerintah memajukan Kalimantan, termasuk persiapan pembangunan infrastruktur jaringan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Percepatan pembangunan dimungkinkan karena adanya internet cepat dan sistem digital, yang bisa didapat dari jaringan infrastruktur yang berkualitas. 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023