Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengeluarkan peraturan nomor 81A/2013 tentang implementasi kurikulum sehingga semua dinas pendidikan di seluruh Indonesia harus mendukung pelaksanaannya.

Di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dukungan tersebut sudah dilakukan sejak 2012, bahkan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pada tahun lalu langsung meminta Dinas Pendidikan Kaltim untuk menyiapkan anggaran guna pengadaan buku Kurikulum 2013.

Alhasil, pada akhir 2012 DPRD Kaltim menyetuji anggaran untuk pengadaan buku kurikulum yang dananya dari APBD Kaltim 2013, baik dari APBD murni maupun dari APBD perubahan.

Dari APBD murni 2013, Dinas Pendidikan Kaltim telah menyelesaikan lelang pengadaan atau pencetakan buku kurikulum 2013 senilai Rp6,7 miliar, sedangkan dari APBD perubahan Dinas Pendidikan Kaltim juga melakukan lelang dengan alokasi Rp9,8 miliar.

Saat itu, Gubernur Kaltim mengakui bahwa kemungkinan buku yang akan dicetak pada 2013 jumlahnya terbatas karena harus menyesuaikan dengan jumlah anggaran yang ada, pasalnya berkaitan dengan jumlah kebutuhan pembangunan di Kaltim yang juga banyak.

Terkait dengan anggaran yang terbatas itu, maka tidak semua siswa yang duduk di kelas 1, 1V, dan VII akan mendapatkan buku baru, tetapi hal ini akan dipenuhi di tahun-tahun mendatang atau dilakukan secara bertahap.

Pada 2012, ratusan guru dan kepala sekolah mulai jenjang SD hingga SLTA di Kaltim mengikuti Uji Publik Kurikulum 2013, harapannya adalah agar semua guru mengetahui perubahan kurikulum sekolah.

Hadir sebagai nara sumber dalam Uji Publik di Samarinda tersebut, antara lain Profesor Mungin dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta Drs Nanang Rijono M.Pd yang merupakan pengamat pendidikan dari Universitas Mulawarman Samarinda.

Menurut Mungin, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara nasional berubah mulai tahun ajaran baru 2013, yakni perubahannya dilakukan secara bertahap.

Tahapan perubahan KTSP pada 2013 tersebut, untuk jenjang SD akan dimulai pada kelas I dan kelas IV, jenjang SMP dan SLTA dimulai dari masing-masing kelas 1, sehingga dalam tiga tahun ke depan atau pada 2015 semua kelas mulai SD hingga SLTA sudah menerapkan Kurikulum 2013.

Masih di tahun 2012, terdapat 40 guru inti dan Tim Pengembangan Kurikulum (TPK) di wilayah utara Provinsi Kaltim mengikuti workshop (pelatihan) bimbingan teknis profesional pengembangan kurikulum sekolah, yakni mulai 8 hingga 12 Agustus 2012.

Pelaksanaan workshop bagi guru inti mulai jenjang SD hingga SMA dan yang sederajat itu dilakukan dua kali, yakni untuk wilayah selatan dan tengah yang dilakuka di Balikpapan pada 27 hingga 31 Juli 2012.

Workshop yang digelar di Balikpapan itu diikuti 60 guru inti dan TPK dari wilayah selatan dan tengah Kaltim, meliputi Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara, Bontang, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Kabupaten Paser.

Sedangkan workshop untuk wilayah utara yang digelar di Tarakan, mencakup guru inti dan TPK yang meliputi Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Bulungan, Berau, Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.

Beberapa materi yang dibahas dalam workshop di antaranya mengenai revitalisasi pendidikan karakter, baik berupa program pengembangan kurikulum yang di dalamnya disisipkan pendidikan karakter bagi siswa dan tematik.



Pelatihan

Selanjutnya pada 2013, Dinas Pendidikan Kaltim juga menggelar beberapa kali pelatihan pengembangan kurikulum baru, di antaranya pada Oktober terdapat 50 guru SD hingga SLTA yang tergabung dalam Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Provinsi Kaltim mengikuti Pelatihan dan Penguatan Kurikulum.

Semua peserta yang mengikuti penguatan kurikulum tersebut, beberapa bulan sebelumnya telah mengikuti pelatihan penerapan Kurikulum 2013 sehingga kegiatan yang berlangsung saat itu untuk memperkuat teknik guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan H Musyahrim mengatakan, saat ini jumlah sekolah di Provinsi Kaltim mulai tingkat dasar hingga tingkat atas yang belum menerapkan Kurikulum 2013 tersisa 53,62 persen, diharapkan pada Desember 2013 sudah tercapai 75 persen dan pada 2014 ditargetkan terealisasi 100 persen.

"Saat ini sudah terdapat 46,38 persen atau sebanyak 1.606 sekolah di Kaltim dan Kaltara yang tersebar di 15 kabupaten dan kota mengimplementasikan Kurikulum 2013, sehingga sisanya yang 53,62 persen diyakini tuntas 2014," ucapnya.

Dia juga mengatakan bahwa Dinas Pendidikan Kaltim segera mengirimkan buku Kurikulum 2013 kepada sejumlah sekolah mulai SD hingga SMP dan yang sederajat, sedangkan untuk SMA akan dilakukan pada 2014.

Saat ini buku-buku yang akan dikirimkan ke beberapa sekolah tersebut sebagian sudah dalam proses cetak dan sebagian masih dalam tahap lelang, tetapi sudah dimenangkan oleh salah satu perusahaan percetakan.

Apabila buku-buku tersebut sudah selesai dicetak, maka secara perlahan akan dikirimkan ke sekolah-sekolah yang sudah siap dan sudah terdata di Dinas Pendidikan Kaltim.

Sebelum Juli lalu, atau sebelum awal penerapan Kurikulum 2013 dilakukan di sejumlah sekolah yang telah ditunjuk, Kemdikbud RI bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kaltim telah menggelar pelatihan bagi guru yang sekolahnya siap mengimplementasikan Kurikulum 2013.

Pelatihan akan terus dilakukan kepada guru-guru secara bertahap sehingga pada Juli 2014 semua sekolah siap menerapkan Kurikulum baru, kemudian pada 2015 ditargetkan penerapannya dilakukan oleh semua kelas.



Lelang Buku Kurikulum

Guna mendukung dan percepatan penerapan kurikulum baru, saat ini Dinas Pendidikan Kaltim kembali melakukan lelang pengadaan buku Kurikulum 2013 atau buku kurikulum baru untuk kelas I dan IV SD, serta untuk SMP kelas VII yang dianggarkan melalui APBD perubahan Provinsi Kaltim 2013.

Kepala Bidang Pembinaan SMP dan SMA Dinas Pendidikan Kaltim Asli Nuryadin mengatakan, lelang buku kurukulum yang pertama dananya dari APBD murni 2013 sudah dilakukan dan sedang dalam proses cetak, sekarang yang sedang berjalan adalah lelang pengadaan buku kurukulum yang dananya dari APBD perubahan.

Asli Nuryadin yang juga Ketua Panitia Pengadaan Buku Kurikulum 2013 ini melanjutkan, pada lelang buku yang pertama dialokasikan dana dari APBD murni sebesar Rp6,7 miliar, sedangkan pengadaan lelang dari APBD perubahan senilai Rp9,8 miliar.

Pada lelang yang kedua ini, pihaknya juga sudah melakukan pembukaan dokumen penawaran paket pengadaan buku kurikulum yang diikuti beberapa perusahaan percetakan, yakni pada 30 Oktober.

Sejumlah perusahaan percetakan yang telah mengikuti pembukaan dokumen penawaran itu antara lain PT Sarana Panca Karya Nusa, PT Remaja Rosdakarya, Macananjaya Cemerlang, PT Balebat Dedikasi Prima, PT Saka Mitra Kompetensi, dan CV Pelajar Pantai Utara.

Dalam lelang secara elektronik dan terbuka itu, masing-masing perusahaan mengajukan penawaran yang bervariasi, yakni dari alokasi yang sebesar Rp9,8 miliar tersebut, perusahaan ada yang menawar mulai Rp7,052 miliar, Rp7,6 miliar hingga ada yang menawar Rp9,6 miliar.

Saat ini, lanjut dia, pemenang lelang pengadaan buku tahap II tersebut sudah ditentukan sehingga dalam aktu dekat juga akan segera dilakukan pencetakan buku.

Dalam pengdaan buku tahap I terdapat 22.000 buku yang dicetak untuk kelas I dan IV SD, kemudian sebanyak 14.500 buku untuk kelas I SMP.

Sedangkan pada pencetakan buku kurikulum untuk tahap II terdapat 25.250 buku kurikulum yang dicetak untuk kelas I dan IV SD, kemudian terdapat pula 17.250 buku yang dicetak dan akan dibagikan kepada siswa kelas I SMP. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013