Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kaltim Rusman Ya'qub mendorong Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMD) setempat tampil terdepan dalam memberdayakan masyarakat, karena melalui ini akan dapat meningkatkan keterampilan dan pendapatan masyarakat.
"Memberdayakan masyarakat selain merupakan tugas pokok dan fungsi DPMPD, melalui ini juga mampu membuat warga menjadi terampil, sehingga pelatihan aneka jenis keterampilan harus terus dilakukan," ujar Rusman di Samarinda, Sabtu.
Hal ini dikatakan Rusman menanggapi adanya pelatihan budi daya kepiting soka bagi warga Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni pelatihan yang dikemas dalam bentuk Workshop Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan pola hidroponik.
Melalui pola hidroponik, maka ukuran dan kualitas kepiting dapat diatur sesuai dengan permintaan pasar, terutama pasar global karena selama ini kepiting soka dari Anggana sudah diekspor ke sejumlah negara, namun jumlah permintaan pasar lebih banyak ketimbang produksi, ukuran, dan kualitas.
Untuk itu, melalui pelatihan selama tujuh hari dengan penerapan TTG ini diharapkan mampu menjawab permintaan pasar global yang begitu besar, karena budi daya kepiting melalui hidroponik dapat disesuaikan dengan permintaan pasar, baik menyesuaikan waktu panen, ukuran minimal 12 cm, hingga mutu yang terjaga.
Selama ini produksi kepiting soka di Anggana diperoleh dari dua kegiatan, yakni nelayan mencari kepiting di hutan bakau pada Delta Mahakam, kemudian melalui budi saya konvensional di tambak.
Pola semacam ini memiliki banyak kelemahan jika dikaitkan dengan pasar ekspor, yakni ukuran kepiting yang ditangkap dengan ukuran acak, kualitas belum tentu terjaga, bahkan kuantitas pun sering tidak sesuai yang diharapkan.
"Tentu kami mengapresiasi pelatihan ini, namun demikian, setelah pelatihan ini harus ada tindak lanjutnya, tidak sebatas melakukan pelatihan dan monitoring, tapi harus dilakukan evaluasi mengenai ketepatan sasaran hingga efektivitasnya. Jika memang efektif tepat sasaran, tentu ini menjadi tolok ukur keberhasilan," ujarnya (Ghjofar/ Adv/ DPRD Kaltim).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Memberdayakan masyarakat selain merupakan tugas pokok dan fungsi DPMPD, melalui ini juga mampu membuat warga menjadi terampil, sehingga pelatihan aneka jenis keterampilan harus terus dilakukan," ujar Rusman di Samarinda, Sabtu.
Hal ini dikatakan Rusman menanggapi adanya pelatihan budi daya kepiting soka bagi warga Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni pelatihan yang dikemas dalam bentuk Workshop Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan pola hidroponik.
Melalui pola hidroponik, maka ukuran dan kualitas kepiting dapat diatur sesuai dengan permintaan pasar, terutama pasar global karena selama ini kepiting soka dari Anggana sudah diekspor ke sejumlah negara, namun jumlah permintaan pasar lebih banyak ketimbang produksi, ukuran, dan kualitas.
Untuk itu, melalui pelatihan selama tujuh hari dengan penerapan TTG ini diharapkan mampu menjawab permintaan pasar global yang begitu besar, karena budi daya kepiting melalui hidroponik dapat disesuaikan dengan permintaan pasar, baik menyesuaikan waktu panen, ukuran minimal 12 cm, hingga mutu yang terjaga.
Selama ini produksi kepiting soka di Anggana diperoleh dari dua kegiatan, yakni nelayan mencari kepiting di hutan bakau pada Delta Mahakam, kemudian melalui budi saya konvensional di tambak.
Pola semacam ini memiliki banyak kelemahan jika dikaitkan dengan pasar ekspor, yakni ukuran kepiting yang ditangkap dengan ukuran acak, kualitas belum tentu terjaga, bahkan kuantitas pun sering tidak sesuai yang diharapkan.
"Tentu kami mengapresiasi pelatihan ini, namun demikian, setelah pelatihan ini harus ada tindak lanjutnya, tidak sebatas melakukan pelatihan dan monitoring, tapi harus dilakukan evaluasi mengenai ketepatan sasaran hingga efektivitasnya. Jika memang efektif tepat sasaran, tentu ini menjadi tolok ukur keberhasilan," ujarnya (Ghjofar/ Adv/ DPRD Kaltim).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022