Samarinda (ANTARA Kaltim)  - Kebakaran di musim kemarau sangat rentan, khususnya di Kalimantan yang kebakaran hutannya menjadi momok yang harus diwaspadai. Apalagi berbagai dampak negative ditimbulkan oleh kebakaran hutan. Mulai punahnya populasi hewan langka, hingga mengancam nyawa manusia.

Anggota Komisi III DPRD Kaltim Hatta Zainal menyatakan, soal kebakaran hutan semestinya diantisipasi agar tidak menyebar lebih luas.
“Seharusnya pemerintah membuat sekat-sekat di hutan yang belum terjamah, agar kebakaran tersebut tidak merambah lebih luas lagi. Program penanaman hutan kembali sangat penting dilakukan,” ungkapnya.

Merunut data Kementerian Kehutanan, dari tahun ketahun frekuensi kebakaran hutan terus meningkat  jumlahnya di Indonesia 2012 lalu, Indonesia merupakan urutan kedelapan hutan terbesar di dunia, yaitu sekitar 847,522 km2.

Apabila tidak ditanggulangi segera, di tahun 2020, perkiraan presentase hutan di Kalimantan menjadi 32,6%.  Penyusutan luas wilayah hutan di Kalimantan sebagian besar disebabkan oleh kebakaran hutan.

Dari data satelit NOAA-ASMC oleh Kementerian  Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan diketahui, jumlah titik api (hot spot) yang terdeteksi di Kalimantan hingga tahun 2011 berjumlah 2.256 titik api.

“Sangat memprihatinkan apabila Kalimantan, termasuk Kaltim didalamnya lepas dari status salah satuparu – paru dunia. Hutan aktif semakin menyusut tiap tahunnya. Ini menimbulkan berbagai kerugian bagi makhluk hidup yang sebagian besar kebutuhan hidupnya diperoleh dari hasil alam,” sesal Hatta.

Lebih lanjut ia  mengungkapkan sangat disayangkan musibah itu terjadi salah satunya dikarenakan banyak oknum – oknum yang memanfaatkan hutan untuk kepentingan pribadi semata.

Kebakaran hutan tak lagi karena musiba halam, namun manusia sendiri yang sengaja merusak alam agar dapat mengambil untung dari kejadian merugikan tersebut. Kesadaran masyarakatakan pentingnya mencintai lingkungan sangat diharapkan. Selain dapat menyelamatkan berbagai populasi hewan langka, juga dapat memberikan banyak manfaat bagi manusia itu sendiri.

“Oleh karena itu selain pencegahan langsung, pencegahan melalui sosialisasi  juga sangat penting. Menyampaikan kepada masyarakat berbagai dampak negatif yang terjadi apa bila sengaja memanfaatkan hutan untuk kepentingan pribadi  semata,” kata politikusPartai Golkar ini. ( Humas DPRD Kaltim/adv/aul/dhi/met)


Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013