Samarinda (ANTARA Kaltim)  - Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak membantah rencana pembangunan rel kereta api di Kaltim hanya untuk para pengusaha tambang batu bara. Konektivitas transportasi yang telah direncanakan dan akan dibangun termasuk rel kereta api, kata gubernur, semua diperuntukkan bagi rakyat Kaltim, meski awalnya memang untuk angkutan batu bara.

Bukan hanya transportasi darat, termasuk rel kereta api, Pemprov juga mendorong terwujudnya konektivitas dari sisi laut dan udara. Prinsipnya semua untuk rakyat.

“Memang saat ini rel kereta api hanya untuk mengangkut batu bara. Tujuan pengangkutan batu bara itu untuk mendukung operasional smelter. Bayangkan saja, jika membangun satu smelter saja dibutuhkan 2.500 tenaga kerja. Padahal smelter akan dibangun di Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Malinau. Tentu akan ada puluhan ribu tenaga kerja yang dibutuhkan. Jadi, pembangunan konektivitas ini dilakukan juga untuk kepentingan rakyat,” kata Awang Faroek Ishak di Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (11/10).

 Awang menyarankan, jika ada pihak-pihak yang memiliki pandangan miring terhadap rencana pembangunan rel kereta api atau yang lainnuya diharapkan dapat mempelajari terlebih dulu sebelum melempar opini ke masyarakat.

Menurut dia, Gubernur Kaltim siap duduk bersama untuk menjelaskan maksud dan tujuan pembangunan rel kereta api tersebut. “Jadi, siapa saja yang sinis terhadap pembangunan rel kereta api, saya sarankan pelajari dulu. Jika perlu, monggo silakan bertemu dengan saya, kalau tidak bertemu dengan staf saya yang mengetahui rencana pembangunan rel kereta api tersebut,” jelasnya.

Diharapkan LSM maupun masyarakat jangan bersikap apriori rencana tersebut. Ke depan, rel kereta api bukan hanya mengangkut batu bara, tetapi pengangkut Crude Palm Oil (CPO) kelapa sawit dan mengangkut hasil tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) seperti karet.  

Jika semua sudah terlaksana, keinginan berikutnya adalah agar kereta api kelak juga mengangkut manusia, bukan hanya barang. Opsi untuk angkutan manusia, untuk saat ini diakuinya masih  belum layak secara ekonomi.

“Apabila rel kereta api tersebut jadi, maka orang-orang yang ada di pedalaman, baik orang Dayak maupun orang Jawa akan bisa langsung ke Balikpapan maupun ke Lubuk Tutung. Karena, pembangunan tersebut terbagi, ada yang dari Wahau ke Lubuk Tutung, Tabang ke Lubuk Tutung, Kutai Barat ke Balikpapan dan dihubungkan dengan jalan tol. Nah, itulah interkoneksinya,” jelas Awang. (Humas Prov Kaltim/jay)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013