Penajam (ANTARA Kaltim) - Sekitar 70 hektare dari 876 hektare areal persawahan di di Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, telah dikonversi (beralih fungsi) menjadi perkebunan kelapa sawit.
"Setiap tahun, luas areal persawahan di Desa Sebakung Jaya terus mengalami penyusutan karena berubah fungsi menjadi kebun kelapa sawit. Bahkan jumlah ini dikhawatirkan akan terus menurun, jika pemerintah tidak segera mengeluarkan larangan agar petani tidak lagi menanam kelapa sawit di atas areal persawahan," ungkap Kepala Desa Sebakung Jaya Muharis, Kamis.
Muharis mengaku tidak bisa melarang para petani untuk menanam kelapa sawit diatas lahan mereka sebab belum ada aturan yang melarang peralihan fungsi tersebut.
“Kami mau bilang apa sebab aturannya memang belum ada. Jadi, kami tidak bisa melarang mereka agar tidak menanam kelapa sawit di areal persawahan. Kami hanya bisa memberikan pengertian kepada petani, untuk tidak menanam kelapa sawit,†jelasnya.
Menanam kelapa sawit kata Muharis cukup menguntungkan dibandingkan padi.
"Jika menanam padi dan mengalami gagal panen, maka petani langsung bangkrut. Biaya yang dikeluarkan sekali musim tanam tidak sedikit, sehingga bila produksi menurun maka petani jelas akan mengalami kerugian," katanya.
Selama ini Muharis mengaku sudah memberikan arahan dan pengertian kepada para petani, agar tetap menanam padi terlebih karena Desa Sebakung Jaya selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Saya selalu berharap petani tetap menanam padi dan tidak dialihfungsikan lahan persawahan menjadi kebun sawit,†ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DP3K) Kabupaten Penajam Paser Utara Abbas Chalid, menegaskan, petani tidak diperbolehkan mengalihfungsikan lahan pertanian ke perkebunan.
"Apalagi bila menanam kelapa sawit, maka akan merugikan petani lain karena menjadi sarang tikus," katanya.
Pemkab Penajam Paser Utara kata Abbas Chalid berjanji akan memberi perhatian serius kepada para petani di daerah itu.
Selama ini lanjut dia, pemerintah sudah memberikan kemudahan kepada petani dengan menyalurkan bantuan seperti bibit dan pupuk.
“Kalau itu kurang memuaskan, maka kami mohon maaf. Tapi kami berjanji ke depan bantuan itu akan semakin ditingkatkan,†ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013